Review Darli and the Cocky Prince : Komedi Ber-setting Galeri

Review  Darli and the Cocky Prince : Komedi Ber-setting Galeri

Plot bakal rumit dengan kehadiran orang-orang yang motifnya tidak diketahui. Misalnya Jang Tae-jin (Kwon-yul). Cinta pertama Da-li yang masih mengejar-ngejar dia. Masalah keuangan Da-li akan beres jika dia menerima bantuan dari Tae-jin. Namun, luka masa lalu yang ditimbulkan pria itu masih membekas di hati Da-li. 

Lalu, masih ada Kim Si-hyung (Lee Jae-woo), sepupu Da-li. Serta Jin Ki-cheol (Lee Je-yeon), kakak tiri Moo-hak. Keduanya sepertinya menjadi kunci atas misteri kematian ayah Da-li. Ayah Da-li memang mengalami serangan jantung. Tapi, apa pemicunya, belum diketahui secara pasti.

Darli and the Cocky Prince didesain menjadi straight comedy. Komedi murni. Ia memancing tawa tidak hanya dari situasi awkward yang tercipta. Tapi juga dari akting komikal beberapa tokohnya. Terutama dari pihak Moo-hak. Misalnya Yeo Mi-ri (diperankan Hwang Bo-ra), sekretaris Moo-hak, serta para koki resto yang didandani sebagai preman. 

Efek suara konyol—seperti di variety show—biasanya mengganggu. Namun, di sini malah menambah situasi jadi makin lucu. Sebab, vibes-nya cocok. Bahkan, kadang kita mendengar ada efek suara ’’Mbeek’’, yang langsung mengingatkan kita pada seri Reply. Efek suara dan akting komikal—secara ajaib—nyambung dengan setting galeri yang seharusnya classy dan elegan.

 

Penokohan yang Pas

Salah satu yang bikin jatuh cinta pada serial ini adalah penokohannya. Moo-hak benar-benar menjadi gambaran tepat seorang OKB. Alias orang kaya baru. Ia punya banyak duit. Tapi perhitungan setengah mati. Bahkan cenderung pelit. Ia akan mengomel ketika membeli es kopi seharga USD 10 (sekitar Rp 140 ribu).

Moo-hak juga norak luar biasa. Ia berusaha keras tampak kaya. Misalnya dengan mengenakan jam tangan mahal dan jas yang terlihat bikinan desainer top. Namun, ternyata ia membelinya dari toko barang second. Ketika sedang berbelanja di department store, ia tidak sungkan menunjukkan kupon diskon.

Berkebalikan dengannya, Kim Da-li sangatlah elegan. Tindak-tanduknya lembut dan terjaga. Bahasanya tertata. Suaranya pelan namun tegas. Dia tak pernah lepas kendali. Segala yang dia lakukan menunjukkan bahwa dia adalah perempuan terpelajar.

Namun, tipikal princess yang sejak kecil hidup gampang, dia hanya tahu cara belajar. Tidak bisa mencari uang. Dia khatam tentang museum dan barang seni. Namun nol besar soal bisnis. Da-li masih punya mindset orang kaya. Yang kalau sepatunya rusak, langsung pergi ke mal mewah. Ketika rumahnya dijual, dia langsung pergi ke hotel bintang lima.

Kim Min-jae dan Park Gyu-young harus mendapat pujian besar. Mereka mengeksekusi peran dengan total. Dua aktor muda itu sama-sama keluar dari zona nyaman. Min-jae meninggalkan stereotipe peran cowok smart-serius seperti di Do You Like Brahms? dan Dr Romantic. Akting komikalnya sebagai Moo-hak benar-benar total. Lucu, fresh, dan menggemaskan.

Oh ya, satu lagi yang bikin serial ini langsung menarik sejak awal, sekuen bahasa Inggrisnya tidak cringe. Adegan di sebuah galeri di Belanda seperti ditulis oleh native speakers. Dialognya tidak aneh. Para aktornya juga berakting dengan sangat natural. Scene itu bahkan lebih menyenangkan ditonton daripada sekuen berbahasa Inggris di Squid Game. (Retna Christa)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: