Vaksin Merah Putih Jadi Booster

Vaksin Merah Putih Jadi Booster

UNIVERSITAS Airlangga (Unair) memiliki banyak inovasi. Seperti Obat Covid-19, PCR kit sampai Vaksin Merah Puith (VMP). Namun, nasib PCR kit sama seperti obat Covid-19. Tidak jelas kelanjutannya.

Rektor Unair Prof M. Nasih mengatakan, kampusnya sempat mengembangkan PCR kit pada tahun lalu. Serta sudah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan PT Kimia Farma (Tbk). Kesepakatan ini sudah ditandatangani sejak November tahun lalu.

Sayangnya sampai sekarang PCR Kit tersebut belum juga selesai. Nasih mengatakan, inovasinya itu tidak menjadi prioritas. Maklum pemerintah tengah sibuk melaksanakan vaksinasi masal. Selain itu, pemerintah juga tengah mendorong Unair dalam pengembangan VMP.

Nasih mengklaim PCR kita buatan Unair bisa memotong waktu pemeriksaan. Biasanya hasil tes PCR keluar dalam waktu 6 jam. Namun milik Unair hanya membutuhkan waktu separonya. ”Ya tapi kami tidak bisa bergerak sendiri. Soalnya sudah MoU sama Kimia Farma,” katanya.

Nasih meminta PT Kimia Farma untuk meninjau ulang kembali terkait MoU itu. Bila memang dirasa kurang menguntungkan, Unair siap mencari perusahaan lain. Sebagai donatur baru untuk pengembangan inovasi itu.

Unair juga pernah meneliti obat herbal malaria. Sudah masuk tahap uji klinis. Namun penelitian itu mandek. Menurut Nasih berhentinya penelitian karena ada perubahan di internal perusahaan. ”Herbal itu bukan lagi ke Kimia Farma. Tapi ke Indofarma. Mungkin ini masih dalam masa peralihan,” ujar rektor dua periode itu.

Unair juga pernah membuat obat kombinasi Covid-19. Penelitiannya selesai. Tidak seperti dua penelitian sebelumnya. Penelitian itu bekerjasama dengan TNI AD. Sayangnya obat itu terjegal izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Akhirnya obat itu hanya digunakan di internal TNI.

Meski begitu Unair masih memiliki pekerjaan yang harus dituntaskan. Yakni menyelesaikan VMP. Nasih mengatakan sampai kemarin VMP masih pada tahap uji praklinis dua. Bila sudah selesai, Unair wajib melaporkan hasilnya ke BPOM. guna dievaluasi. Kemudian baru masuk pada tahap uji klinis 1.

”Sebenarnya uji pada Makaka sudah selesai. Tapi kami harus selesaikan laporannya dulu. Kemudian akan kami laporkan ke BPOM,” kata mantan aktivis HMI itu.

Sedangkan untuk relawan uji klinis akan dilakukan oleh RSUD Dr Soetomo. Namun Unair juga sudah menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk uji klinis.

Nasih yakin kali ini VMP bakal kelar. Tidak seperti penelitian-penelitian yang sebelumnya. Apalagi sudah ada rencana dari pemerintah untuk memproduksi masal vaksin tersebut. Baginya VMP sedang di atas angin. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang tidak pernah menjadi prioritas.

Pada tahun depan, VMP bakal diberikan sebagai vaksin booster. Mekanismenya pemerintah akan menarik biaya untuk booster. Sedangkan untuk yang tidak mampu, kemungkinan akan diberikan secara gratis.

VMP juga sudah mendapat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM. Sertifikat itu diberikan kepada PT Biotis. Nantinya ketika vaksin tersebut sudah jadi, maka PT Biotis tinggal memproduksi saja.

Sementara itu, Wakil Rektor 1 Unair Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan tahap uji klinis  VMP bakal mundur. Seharusnya bulan depan masuk tahap uji klinis. Tapi mundur Desember karena laporan praklinis dua belum selesai. ”Insya Allah semester I tahun depan sudah selesai,” katanyi. (Andre Bakhtiar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: