Audisi Koko Cici Jatim 2021 (2): Momentum Bangkit dari Perundungan
Ada berbagai faktor yang menjadi motivasi buat anak-anak muda dari berbagai daerah di Jawa Timur ini mengikuti pemilihan Koko dan Cici Jawa Timur 2021. Selama audisi pada 17 Oktober lalu, semangat mereka yang menyala-nyala begitu asyik disaksikan.
AUDISI ajang Koko Cici (Koci) Jawa Timur 2021 digelar di Socialhouse Jalan Sumatra, Surabaya. Ada 33 peserta yang mengikuti sesi wawancara dan talent show. Mereka memperkenalkan diri di depan lima dewan juri. Serta menampilkan bakatnya di depan juri dan peserta lain. Penilaian dilakukan secara menyeluruh.
Peserta bernomor 16, Clarence Finley Limantara, mengatakan merasa bersemangat mengikuti ajang ini. Ia merupakan pemuda berusia 23 tahun yang sedang menjalankan bisnis kuliner. Tepatnya restoran masakan Indonesia dan mancanegara. Serta menjadi bagian dari salah satu Event Organizer. Ia mengetahui Koci sejak tahun lalu. Tapi baru mantap berpartisipasi tahun ini.
’’Karena saya merasa kalau budaya Tionghoa di Surabaya kurang diperhatikan masyarakat umum, bila dibandingkan kota-kota lain. Harapannya bisa melajut terus ke babak selanjutnya supaya bisa mendukung misi saya mempromosikan budaya Tionghoa,’’ papar Clarence.
Ia menganggap, ada banyak aspek dari budaya Tionghoa yang memiliki keunikan dan layak diberi perhatian lebih. Misalnya saja, prosesi pernikahan dan upacara kematian. Serta bagaimana seni tradisional seperti tarian hingga musik memiliki cerita panjang. Eksotisme budaya Tionghoa juga sama indahnya dengan budaya dari wilayah serta etnis lain di Indonesia.
Clarence memasang target cukup tinggi untuk dirinya. ’’Tentu inginnya jadi juara,’’ tegasnya.
Ada pula Marvela Nagatha Lyviea Winata. Perempuan 21 tahun itu menempuh pendidikan berkuliah di Jurusan Manajemen Kepariwisataan, Universitas Kristen Petra Surabaya. Ranah pendidikan yang digeluti menurutnya sefrekuensi dengan apa yang diharapkan Koci. Yaitu sebagai Duta Pariwisata Jawa Timur di level nasional serta internasional.
Perempuan yang akrab dipanggil Vela itu membenarkan, bahwa pandemi membuat bidang leisure tiarap. Akan tetapi, momentum ini justru membuat penggiatnya jadi lebih kreativif dalam membuat promo serta aktivitas. Sehingga tetap mampu mengundang wisatawan untuk berkunjung.
’’Saya sebelumnya pernah ikut ajang seperti ini. Jadi saya merasa dapat menguasai diri ketika sesi wawancara,’’ ungkap Vela. ’’Target pribadi inginnya jadi juara. Karena kalau sudah ikut suatu kegiatan, saya harus all out. Sekalian jauh ekspektasinya. Supaya memberi dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain. Kalau belum beruntung, setidaknya sudah mengantongi pengalaman berharga,’’ papar dia.
PARA PESERTA audisi Koko Cici Jawa Timur 2021 berdiskusi sambil menunggu giliran wawancara saat audisi di Social House, Surabaya, pekan lalu (17/10). (Foto-foto: Rizal Hanafi-Harian Disway)
Tak jauh dari tempat duduk Vela, tampak Leonie Andretti sebagai peserta nomor 18. Dia merupakan mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan Universitas Kristen Petra berusia 19 tahun. Remaja itu memantau Koci dari Instagram. Serta direkomendasikan oleh teman untuk berpartisipasi.
Meski baru mengetahui ajang pemilihan Koci Jatim tiga bulan lalu, Leonie merasa mantap untuk join. Dia merasa ajang ini dapat mengakomodasi ketertarikannya akan budaya TIonghoa. Sekaligus mendapatkan pengalaman berharga dalam karir ke depan. Berbagai persiapan telah dia lakukan. Menunjukkan keseriusan dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: