Audisi Koko Cici Jatim 2021 (2): Momentum Bangkit dari Perundungan

Audisi Koko Cici Jatim 2021 (2): Momentum Bangkit dari Perundungan

’’Saya langsung mendalami budaya Tionghoa setelah mantap memutuskan bergabung. Mempelajari hal-hal lain yang dibutuhkan,’’ jelasnya, tanpa merinci apa saja yang dia pelajari. Pokoknya banyak, kata dia. ’’Tapi karena ini pertama kali ikut kompetisi kecantikan, jadi agak merasa grogi ketika sesi wawancara,’’ dia mengaku.

Meski begitu, Leonie ingin melaju dan meraih hasil terbaik. Untuk membuktikan diri kepada mereka yang pernah merundung dia semasa SMP. Ya, gadis itu pernah mengalami perundungan baik verbal dan non-verbal. Gara-gara itu, Leonnie jadi minder. Dengan berkompetisi di Koci, dia berharap bisa melawan perasaan rendah diri tersebut. Dan mengubahnya menjadi semangat.

Masih sealmamater dengan Leonie, Ferdinand Marco Aloei merupakan peserta audisi Koko Cici Jatim 2021 yang berasal dari jurusan Data Science. Baru berusia 18 tahun, Ferdinand merasa teknologi akan menjadi lahan basah di masa mendatang. Dari sanalah tekadnya untuk mendalami bidang tersebut. Sekaligus menyibukkan diri dengan kegiatan yang membuka dunia sosial.

’’Ini kali pertama saya ikut ajang seperti ini. Tapi, semangatnya sudah tinggi. Karena saya merasa punya peran dalam membudayakan hal-hal yang identik dengan TIonghoa,’’ jelas Ferdinand. ’’Kuliah saya boleh jadi berhubungan dengan komputer. Tapi saya tetap ingin memiliki relasi dan sosialisasi yang baik dengan orang-orang sekitar. Koci saya rasa bisa membukakan jalan untuk itu,’’ ujarnya yakin.

Sebagai remaja Tionghoa, Ferdinand sangat tertarik dengan shio. Menurutnya, salah satu aspek budaya tersebut layak diketahui masyarakat secara umum. Bila mendapat kesempatan melaju lebih jauh, Ferdinand ingin membawa misinya mempromosikan shio kepada publik Jawa Timur. (Retna Christa-Ajib Syahrian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: