Peserta Audisi Koko Cici Jatim 2021 (5): Semangat Kenalkan Budaya Tionghoa

Peserta Audisi Koko Cici Jatim 2021 (5): Semangat Kenalkan Budaya Tionghoa

Audisi Koko Cici (Koci) Jawa Timur 2021 telah digelar pada 17 Oktober lalu. Ajang itu dihelat untuk memilih Duta Budaya Tionghoa, Duta Pariwisata, dan Duta Sosial. Sebanyak 33 peserta berpartisipasi. Mereka berasal dari berbagai kalangan. Berikut profil enam anak muda yang ikut dalam ajang tersebut.

AJANG Koko Cici (Koci) Jatim 2021 menunjukkan bahwa masih ada generasi muda yang antusias memperkenalkan budaya Tionghoa. Hal itu dirasakan betul oleh Patricius Jasson. Ia sangat tertarik seni dan budaya Tionghoa, Islam, dan Jawa. Itu semua adalah bagian dari keberagaman Indonesia. Jika anak muda terbuka terhadap keragaman, itu dapat mengurangi perpecahan yang berbau SARA.

Keikutsertaan Jasson di Koci adalah bentuk semangatnya menyebarluaskan budaya Tionghoa. Karena ada banyak pelajaran yang didapatnya. ’’Masyarakat Tionghoa itu selalu diajarkan untuk bersikap tegas. Itu yang bikin kami jadi orang yang sukses di masa mendatang,’’ katanya.

Remaja 20 tahun tersebut selalu terbuka dengan perkembangan media sosial. Aktif mengunggah video interaktif di TikTok. Sedagkan hobinya bermain gitar jadi senjata andalan untuk talent show. Meski kurang pede dengan kualitas vokalnya, Jasson tetap bermain gitar sambil menyanyi sebagai bentuk totalitas.

Begitu pula dengan Piniela Sutandi. Alumnus jurusan Teknik Sipil UK Petra Surabaya itu sudah aktif mengikuti kompetisi kecantikan sejak SMA. Dia juga tergabung dalam beberapa kegiatan sosial. Mulai  program pengabdian masyarakat berupa renovasi rumah di daerah tertinggal, membantu masyarakat terdampak pandemi, sampai penyuluhan kesehatan di tingkat RT.

’’Saya memang sudah aktif dalam kegiatan sosial. Tapi di samping itu, saya juga ingin jadi bagian dari cultural movement budaya di Indonesia, khususnya Tionghoa,’’ tutur Piniela. ’’Saya sejujurnya juga ingin akulturasi budaya sehingga dapat menunjukkan persatuan dan kesatuan,’’ lanjut perempuan berusia 21 tahun itu.

Piniela aktif sebagai content creator di media sosial. Akun TikTok dia nya sudah diikuti 190 ribuan akun. Sedangkan Instagram dia menarik perhatian 13 ribuan pengikut. Dia paling suka membaca novel. Kegiatan tersebut membuatnya terus aktif dalam berkarya.

Selanjutnya ada Andrew Christian Juangta. Ia adalah mahasiswa Universitas Surabaya berusia 19 tahun. Ia ikut Koci karena ingin memahami budaya Tionghoa dan Jawa Timur. Ia memperhatikan, teman-teman seusianya sudah mulai meninggalkan budaya leluhur. Karena dianggap kuno.

’’Beberapa contoh produk yang mulai sedikit peminatnya adalah gamelan, kolintang, dan wayang potehi. Sudah sedikit sekali generasi muda yang mempelajarinya. Dengan ikut Koci, saya ingin mempromosikan kembali budaya-budaya itu agar lestari,’’ paparnya.

Isu SARA masih menjadi hal sensitif di Indonesia. Tapi, ada potensi untuk memangkasnya. Andrew pernah melihat, di media sosial, ada kampung yang dihuni masyarakat dari berbagai etnis. Baginya hal itu indah. Sekaligus pemantik rasa percaya bahwa rasa kesatuan dan toleransi masih bisa ditegakkan.

Peserta berikutnya adalah Olivia Budiman. Siswi kelas 3 di SMAK Petra 2 Surabaya. Dia mengikuti Koci dengan tujuan mengenalkan budaya Tionghoa ke masyarakat luas. ’’Saya hobi menyanyi, menari, main musik, dan public speaking. Tapi belum pernah ikut kompetisi seperti ini,’’ jelas Olivia.

OLIVIA BUDIMAN memainkan kulintang saat audisi Koci Jatim 2021 di Social House, Surabaya (17/10). (Foto-foto: Rizal Hanafi-Harian Disway) 

Dia percaya diri bisa lolos ke babak semifinal karena cukup memahami berbagai budaya tradisional. Seperti asal usul barongsai, cerita tentang Cap Gomeh, dan sebagainya. Untuk talent show, gadis kelahiran Malang itu akan menampilkan skill sebagai presenter televisi.

Jeremy Jamie Subagio pun berpendapat sama. Peserta dari Universitas Surabaya itu juga bersemangat ingin mengenalkan budaya Tionghoa dan Jawa Timur. Mulai dari Imlek, Cap Go Meh, dan Duan Hu. ’’Saya juga suka menonton karapan sapi, salah satu budaya Jawa Timur yang terkenal. Melihat bagaimana sapi ditunggangi oleh satu orang kemudian berlomba menembus lumpur,’’ sebutnya.

Jeremy sudah pernah mengikuti Koci Jatim sebelumnya. Tepatnya tahun lalu. Keikutsertaan tahun ini demi memperbaiki penampilan. Hal itu dibuktikan dengan persiapan lebih. Harapannya agar bisa melebihi posisi tahun lalu. Karena itu, cowok 18 tahun itu akan sangat kecewa dan menyesal andai hasilnya sama seperti tahun lalu.

Sumber: