Modernisasi Angkot Dimulai dari Tiga Trayek

Modernisasi Angkot Dimulai dari Tiga Trayek

SEMAKIN sedikit angkutan kota yang mampu bertahan di Surabaya. Mobil-mobil tua itu sudah banyak yang diistirahatkan. Sebagian pemiliknya menelantarkan mobilnya di dekat Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) yang dibangun dengan anggaran Rp 280 miliar itu.

Menurut Data Dishub Surabaya, masih ada 67 angkot yang masih mengantongi izin. Namun tidak semuanya beroperasi mencari penumpang. Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya berencana mengganti semua angkutan kota itu dengan minibus. Sopirnya diambil dari trayek angkot yang dihilangkan. ”Tahap awal, kita uji coba tiga rute dulu,” kata Kepala Dishub Surabaya Irvan Wahyudrajad.

Ia melibatkan kajian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk menentukan rute angkutan yang pas untuk diuji. Hasilnya, angkutan jurusan V, DA, dan O terpilih sebagai trayek pertama.

Tiga trayek tersebut memiliki penumpang tertinggi. Angkot V melayani rute Joyoboyo-Tambak Rejo, DA melayani Kalimas Barat-Citra Raya, sedangkan O melayani rute Kalimas Barat-Keputih.

Minibus itu akan menjadi feeder atau penghubung dari Suroboyo Bus yang sudah ada. Pemkot mengusulkan anggaran pengadaan 36 minibus di APBD 2022 yang pembahasannya akan berlangsung sampai 10 November nanti. ”Bentuknya mirip Toyota HiAce,” kata mantan kabid lalu lintas itu.

Minibus itu bisa mengangkut hingga 14 penumpang. Rutenya bisa melewati jalan sempit yang tidak bisa dijangkau Suroboyo Bus.

Jika masa uji coba sukses, jumlah feeder akan ditambah. Keberadaannya akan melengkapi bus listrik yang dijanjikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Kalau saja Piala Dunia U-20 tidak diundur, 150 bus listrik bantuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah beroperasi di Surabaya tahun ini. Sayang bus yang akan mengantar peserta piala dunia itu dicoret dari anggaran APBN 2021.

Pengadaan harus ditunda karena anggaran penanganan Covid-19 lagi-lagi membengkak tahun ini. Serangan gelombang kedua Covid-19 membuat banyak proyek nasional dievaluasi.

Grafis: Rozi Hamdhani (Harian Disway)

 

Awalnya ada 9 trayek yang diusulkan pemkot Surabaya.  Jumlahnya terus menyusut untuk menyesuaikan anggaran. ”Turun dari 9 trayek, jadi enam, empat, dan sekarang sisa satu,” kata Irvan.

Rute yang dipilih adalah rute yang sudah diisi Suroboyo Bus. Yakni, rute Purabaya-Rajawali.  Rute inilah yang paling ramai saat jam masuk dan pulang kerja. Jumlah bus yang dijanjikan juga dievaluasi. Surabaya cuma kebagian 20 bus. Menyusut sangat jauh dari janji awal.

Rute Joyoboyo-Gelora Bung Tomo yang awalnya diprioritaskan, juga dicoret. Rutenya dibuka kembali jika Piala Dunia benar-benar terealisasi. Kementerian Pemuda dan Olahraga mengumumkan bahwa Piala Dunia U-20 itu diundur sampai 2023.

Dalam jangka panjang pemkot juga akan membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) holding. Urusan transportasi ada di dalamnya. ”Itu disiapkan memang. Kalau sekarang masih badan usaha layanan daerah,” ujarnya.

Anggota Badan Anggaran DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto mengatakan, Surabaya unggul di banyak bidang jika dibandingkan dengan kota lain. Hanya urusan transportasi massal saja yang tidak menonjol. Bahkan kalah jauh dengan Jogjakarta, Semarang, atau DKI Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: