Menjelang Semifinal Koci Jatim 2021 : Keaktifan Dinilai Saat Pembekalan
Para semifinalis Koko Cici (Koci) Jawa Timur 2021 menghadapi masa-masa krusial. Dalam sepekan ke depan, mereka menjalani seleksi untuk menjadi finalis. Pekan ini, mereka harus mengikuti pembekalan daring setiap hari.
JADWAL pembekalan untuk ke-24 semifinalis Koci Jatim 2021 sangat padat. Mulai hari ini (8/11), sampai Jumat nanti (12/11), ada jadwal ’’kuliah’’ dengan bermacam materi. Itu semua diharapkan bisa menjadi bekal mereka untuk seleksi selanjutnya. Pada Senin (15/11), bakal diumumkan siapa saja yang sukses menembus babak final.
Tahap pembekalan tidak boleh diremehkan oleh semifinalis. Sebab, justru di situlah mereka diseleksi. Ketua panitia Koci Jatim 2021 Olivia Faida menjelaskan, sesi sepekan penuh itu bukan sekadar bertujuan memberikan ilmu bagi para semifinalis. Tapi juga melihat keaktifan mereka. Siapa yang paling antusias, aktif bertanya, atau menjawab tantangan, tentu lebih berpotensi lolos ke final.
’’Panitia akan ikut nimbrung di setiap sesi. Mereka akan mencatat bagaimana para semifinalis berinteraksi dan beraksi di sana,’’ jelas Olivia. ’’Mulai dari keaktifan, pakaian, ketepatan waktu, pemahaman, dan lain sebagainya. Itu akan dicatat dan menjadi dasar penilaian,’’ papar dia.
Karena itulah, kata perempuan yang akrab disapa Oliv itu, tahap ini krusial. Karena bisa mempengaruhi nasib setiap semifinalis. Karena penilaian mereka benar-benar didasarkan pada cara mereka bersikap selama pembekalan. Tidak ada lagi sesi khusus di mana mereka bisa menampilkan diri sebaik-baiknya di depan juri.
Sebaliknya, mereka harus mempresentasikan diri setiap hari. Ketika setiap tindak-tanduk mereka menjadi dasar penilaian. Attitude memang menjadi syarat utama finalis Koci. Sebab, jika terpilih, mereka akan menjadi representasi tiga entitas sekaligus. Mereka menjadi duta budaya Tionghoa, duta Jawa Timur, dan juga duta pariwisata.
SALAH SATU sesi pembekalan daring yang diikuti para semifinalis. Dari sesi tersebut, tindak tanduk dan attitude mereka dinilai oleh panitia. Untuk kemudian dipilih 20 finalis.
’’Pembekalan itu cuma dua minggu. Ilmu yang mereka dapat akan jadi dasar bertugas sebagai Koci selama setahun ke depan,’’ jelas Oliv. ’’Kalau (dalam periode waktu) yang singkat saja tidak bisa dipercaya, bagaimana dengan yang panjang? Dari sinilah komitmen mereka diperlihatkan. Karena merekalah pemegang tongkat estafet Koci selanjutnya,’’ imbuh Oliv.
Pendalaman materi ini memang dilaksanakan secara daring. Tapi peserta mendapatkan semua hal yang dibutuhkan untuk menjadi Koko dan Cici. Berbagai hal disampaikan oleh narasumber yang berkompeten. Ada yang dari internal organisasi Koci sendiri, ada juga yang berlevel tokoh nasional.
Contohnya adalah materi budaya TIonghoa. Sesi yang dijadwalkan sore ini tersebut diisi oleh Koko Steven Tjin. Besok, para semifinalis bakal mendapatkan materi beauty class. Materi tersebut bakal disampaikan oleh Lea Indradi Hutami, desainer sekaligus owner House of Lea. Selain itu, akan ada materi kenegaraan dan kebangsaan, bahasa mandarin dasar, grooming, serta materi bersama Ikatan Koko Cici Indonesia.
’’Baru kemudian, setelah mendapatkan finalis, kami menggelar masa karantina. Di sanalah nantinya akan diadakan sesi pembekalan langsung antara finalis Koci dan narasumber,’’ kata Olivia. ’’Kami sebagai panitia akan menyusun rundown yang menyenangkan. Namun tetap memperhatikan value dari setiap acara. Memang fokusnya nanti adalah belajar,’’ jelas dia.
Pada momen itu, semua materi dalam sesi pembekalan daring akan dilaksanakan secara langsung. Finalis tidak hanya mendengarkan, tapi juga bisa langsung mempraktekkan apa yang telah diajarkan sebelumnya. Itulah mengapa pemahaman terhadap materi selama pambekalan daring sangat dibutuhkan. Agar mereka bisa langsung mempraktekkannya.
Sandra Sasmita, salah satu semifinalis, mengatakan telah berusaha maksimal dalam mengikuti kegiatan yang ada. Dia juga melakukan sejumlah persiapan fisik. Agar kondisi tubuh dia tetap bugar selama pembekalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: