Target 292 Orang, Sehari Cuma Dapat 14
Hanya Saduha yang belum divaksin. Perempuan 60 tahun itu sengaja menghindari vaksinasi. Alasannya sama dengan umumnya warga di Surabaya utara. Mereka takut efek samping vaksin.
Ketua RT setempat harus turun tangan. Ia menerangkan bahwa vaksin itu gratis. Orang yang sudah divaksin juga lebih tahan dari serangan Covid-19. Tetap saja, Saduha tak mau disuntik.
Ketua RT tak mau kalah. Ia terus mendesak agar Saduha mau divaksin. Sebab mayoritas warga Gang XI sudah divaksin. Karena petugas sudah menunggu lama, Saduha akhirnya luluh. Dia masuk ke ruang tamunya. Tanpa babibu, petugas langsung menyiapkan peralatan dan langsung menyuntik lengannyi.
Sudah pukul 10.30. Petugas dikejar waktu. Mereka harus segera pindah ke Gang IV. Jaraknya agak jauh. Mereka harus melanjutkan perjalanan pakai sepeda motor.
Ternyata sudah ada tiga warga yang menunggu tim vaksinator di salah satu rumah warga. Mereka langsung disuntik oleh petugas.
Setelah pukul 11.00 tim harus kembali ke puskesmas. Setelah melihat daftar capaian vaksinasi hari itu, angkanya jauh dari harapan. Cuma 14.
Petugas Puskesmas Wonokusumo, Novanda, mendata warga Wonokusumo.
(Foto: Fadhilah untuk Harian Disway)
Ketua Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Wonokusumo cuma bisa geleng-geleng kepala setelah mendengar capaian itu. Ternyata dugaannya benar. Capaian vaksin lansia sulit terkerek. “Saya juga turun ke Bulak Jaya. Banyak yang menolak divaksin,” jelas Koordinator Keperawatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Wonokusumo itu.
Matlilla yang terjun dengan dr Nur Jamilah sebenarnya mendapat lansia lebih banyak. Mereka berhasil menyuntik 50 lansia dalam satu hari. Namun jumlah itu tetap relatif kecil. Tim masih punya PR mendatangi 3 ribu rumah warga yang belum terlindungi vaksin. Paling tidak sampai akhir tahun semua harus beres.
Tim juga mendapati problem lain saat terjun ke perkampungan. Banyak warga yang sudah meninggal tapi tidak dilaporkan ke Dispendukcapil. Ada juga lansia yang tidak bisa divaksin karena stroke atau darah tinggi.
Matlilla mengatakan, vaksinasi di Surabaya utara memang lebih berat dibandingkan wilayah lain di Surabaya. Selain perkampungan tim juga harus mengejar vaksinasi pedagang.
Ia sering datang ke pasar untuk melakukan vaksin masal. Banyak pedagang lari untuk menghindari vaksinasi. “Kerja kami memang harus lebih keras. Tidak bisa cuma duduk menunggu,” tegas pria asal Madura itu. (Novanda Zahwa Firdhaus/Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: