Poles Gerakan, Make-Up, Hingga Busana Finalis Koci 2021

Poles Gerakan, Make-Up, Hingga Busana Finalis Koci 2021

Jelang grand final Koko Cici (Koci) Jawa Timur 2021, para finalis berlatih dengan serius. Delapan instruktur memandu setiap gerakan, hingga penataan make-up dan busana.

“AYO, kurang empat hari lagi,” seru Helena Aprilia, salah satu instruktur Koci. Para finalis memang dituntut serius dan sempurna dalam gerak, busana serta make-up.

Pukul sebelas siang di ruang tengah kantor Harian Disway, sepuluh pasangan yang sedianya akan mengikuti Grand Final Koci 2021 terlihat menempati tiga kursi panjang. Mereka menyelenggarakan technical meeting persiapan grand final tersebut.

Usia mereka rata-rata 17-23 tahun. Mengenakan pakaian hitam-putih dengan masker. Meski berkumpul, para finalis dan instruktur tetap mematuhi protokol kesehatan.

Satu-persatu finalis ditunjuk maju ke depan ruangan. Contohnya pasangan Koko Andrew Juangta dan Cici Caroline Gunawangsa. Angie Laurentsia, salah seorang instruktur menyuruh pasangannya, serta para finalis untuk melihat postur Caroline. “Kira-kira apa yang kurang?” tanyanya.

Make-up kurang tebal,” jawab Andrew. Kemudian Angie menunjuk bagian wajah Caroline satu per satu. “Bagian mana?” tanyanya. “Eye shadow, efek make-up bagian pipi juga,” ujar Andrew.

Angie dan Helena membenarkan. Memang make-up Caroline kurang tebal dan rapi, sehingga masih terlihat sedikit pucat seperti baru bangun tidur. Kemudian para instruktur menunjukkan bagian-bagian yang harus diperbaiki dari sisi make-up.

Finalis lain, seperti pasangan Cici Meralda Gunawan dan Koko Michael Dendy, juga diperlihatkan beberapa kekurangan mereka. “Panjang roknya harus selutut, juga tak diperkenankan memakai perhiasan,” terang Helena. Michael pun membantu pasangannya melepas anting-anting yang tersemat di telinganya.

Para finalis juga berlatih menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars Koko Cici. Kemudian mereka berlatih salam Koci Jawa Timur beserta gerakannya. Salam Koci merupakan paduan salam paipai Tionghoa dengan gerakan anggun.

Setelah dikomando, para perempuan maju ke depan, tangan kanan mereka mengepal di pinggang. Kemudian tangan kiri diposisikan di atas pergelangan tangan kanan. Sedangkan para pria membentuk gerakan paipai, lalu serentak berkata, “Ni Hao!”. Para perempuan meresponsnya dengan menunduk dan kepala mereka menoleh ke kiri.

Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang tiap kelompok, hingga mencapai gerak yang sempurna. Sebab, pada 16-18 Desember esok, para finalis akan menjalani proses karantina di Student Center Universitas Negeri Surabaya (UNESA), kemudian akan tampil dalam grand final, di Graha UNESA.

Helena Aprilia (baju merah) membetulkan posisi tubuh para finalis Koko Cici Jatim 2021.
(Foto: Fadhilah untuk Harian Disway)

Dalam grand final itu mendatang, dari 10 pasangan tersebut akan dipilih para juara, antara lain juara 1 dan 2, kategori persahabatan, most people choice serta kategori peserta paling berbakat.

Dalam kegiatan persiapan Koci 2021 di Harian Disway, dijabarkan pula tentang pengertian dan AD/ART dari Koci Jawa Timur. Salah satunya, bahwa Koci Jawa Timur tak hanya menonjolkan budaya Tionghoa, namun juga budaya Jawa Timur.

Setelah makan siang, mereka semua menuju halaman belakang kantor Harian Disway. Semuanya menjalani proses pembuatan video pendek yang akan diunggah dalam akun media sosial Koci, yang bertujuan memperkenalkan mereka masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: