Petunjuk Dewi Kwan Im lewat Syair

Petunjuk Dewi Kwan Im lewat Syair

Naga dan macan seiringan menuju pegunungan / Kau tak usah berbalik belakang melihat saingan / yang pergi tak diketahui apakah ia cinta atau enggan.

Dalam buku tersebut juga telah ditulis pemaknaannya pula: Ini waktu keadaannya tidak baik. Mau harap untung tinggal kosong. Bersero dagang kurang baik. “Jangan pakai nama itu,” ujarnya. Nama A ditolak. Sebenarnya, terdapat satu buku lain untuk dikaitkan dengan pemaknaan yang ada dalam Tjiamsi Peruntungan Kwan Im Hoed Tjouw. Yakni buku berjudul Sedikit Keterangan tentang Undian  Dewa Kwan-Ing. 

Dua-duanya merupakan kopian buku terbitan lama, dekade 1900-an. Jika membaca nomor yang tertera dalam kedua buku tersebut, meski syairnya berbeda, namun maknanya sama. Dalam Sedikit Keterangan tentang Undian Dewa Kwan-Ing, nomor 42 terdapat potongan syair: emas berubah menjadi besi. “Artinya, nama itu tak menguntungkan,” ungkap pria 56 tahun itu.

“Coba nama kedua ya ko Heng (panggilan nama mandarin Hanadi),” pintanya. Setelah nama kedua disebutkan, Hanadi melakukan tahapan-tahapan seperti sebelumnya. Melempar poapoe dan direstui. Bilah-bilah bambu dalam wadah digoyangkan hingga satu batang terlempar keluar. Diketahui nomornya: 52.

Ketika membuka buku Tjiamsi Peruntungan Kwan Im Hoed Tjouw, pada nomor 52 terdapat syair berjudul It Bauw: Tanaman Palawija akan berhasil dengan sempurna / Ini perkara barang tentu kedua belah pihak mendapat guna. Begitulah potongan syair tersebut. “Buku Keterangan tentang Undian Dewa Kwan-Ing juga hasilnya baik. Silakan dibaca sendiri artinya,” ungkapnya sembari menyerahkan buku tersebut pada si umat.

“Ini waktu keadaannya ada alamat kebaikan. Buat mau dapat uang di musim Tjhiu baik, musim Tang lebih baik. Bersero dagang juga baik,” bacanya. Hanadi tersenyum kemudian mengatakan, “Kalau begitu usahanya memakai nama itu saja,” sahutnya.

Si umat pun tersenyum puas. Ia telah yakin dengan pilihan nama usaha nomor dua tersebut. Meski ciamsi cukup tepat dalam memprediksi masa depan, namun tak lantas membuat seseorang merasa puas dan tak berbuat apa-apa jika mendapat hasil bagus. “Tetap diperlukan usaha maksimal. Setidaknya ciamsi bagus bisa jadi penyemangat dalam hidup,” ungkapnya.

Pada masa lalu, ciamsi menjadi metode prediksi untuk menelaah kemungkinan hasil panen atau masa depan seseorang hingga sebuah negara atau kerajaan. Hingga saat ini metode ciamsi yang lengkap dengan piranti poapoe, banyak ditemui dalam kelenteng-kelenteng Tao dan beberapa vihara Buddha. Dipercaya pula bahwa ciamsi merupakan bentuk evolusioner dari ramalan yijing yang jauh lebih tua. (Guruh Dimas Nugraha)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: