Mbah Minto

Mbah Minto

SEPURANE ya, ora isa karo kowe. Wis ikhlasna…

Kalimat itu meluncur dari bibir Mbah Minto dalam video klip lagu Angel yang dilantunkan oleh Denny Caknan feat. Cak Percil di YouTube.

Kalimat itu sederhana. Tetapi dalam maknanya: Maaf, aku tak bisa bersamamu lagi. Sudah, ikhlaskan…

Dibaca hari ini, ucapan Mbah Minto itu terasa sangat relevan. Terasa menyentuh. Sebagian orang mungkin akan mbrebes mili. Karena, seperti yang Anda tahu: kemarin (23/12) Mbah Minto meninggal dunia.

Sudah lebih dari setahun ini, Mbah Minto memang selalu membuat kita mbrebes mili. Mengalirkan air mata. Bukan karena sedih. Namun karena leluconnya di YouTube—lantas beredar dari satu pesan ke pesan lainnya di WhatsApp—begitu mengena.

Lelucon itu sangat bersahaja. Sederhana. Dekat dengan kita. Tentu kalah jauh dengan teknik melucu para komika yang harus belajar teknik melucu. Harus tahu merangkai set-up atau membangun suasana. Harus paham kapan meledakkan punchline atau bagian terlucu.

Mbah Minto tidak mempelajari semua itu. Dia benar-benar orang biasa, simbah-simbah yang ada di sekitar kita, yang tiba-tiba ketiban pulung. Kejatuhan rezeki. Menjadi artis YouTube.

Dari berbagai cerita, Anda pasti tahu bahwa Mbah Minto tinggal di Dusun Selorejo, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten. Dia tinggal sendirian. Empat anaknya, Tugiyo, Wiji, Tugiman, dan Sugiyono, sudah berkeluarga dan tinggal di luar kota. Di desanya, Mbah Minto bekerja seadanya. Kadang jadi tukang kerok untuk tetangganya yang masuk angin. Kadang membersihkan pekarangan tetangganya.

Nasibnya berubah setelah bertemu Muhammad Sofyan, youtuber asal Klaten yang memakai nama tenar Ucup Klaten. Sofyan mengajak perempuan bernama asli Minto Suwito Siyam itu bermain sketsa komedi. Bayarannya Rp 20 ribu. Tidak ada apa-apanya dibanding bintang-bintang YouTube lain yang bisa meraup jutaan rupiah per video.

Lalu terbitlah video yang membikin nama Mbah Minto melambung ke jagat ketenaran itu: Gagal Mudik.

Sekali lagi, adegannya sangat bersahaja. Menggambarkan dialog antara Mbah Minto dengan putranya yang di luar kota. Sang putra, diperankan Ucup, tidak bisa mudik. Pemerintah melarang. Pandemi Covid-19 tengah menggila.

Pesan Mbah Minto pada Ucup pun lugas: Wis, Le, ora usah mulih. Sing penting duite mulih (Sudah, Nak, tidak usah pulang. Yang penting, uangnya yang pulang). Gerrr…

Lalu muncul pula adegan saat Mbah Minto mengaduk teh. Kepada Ucup, Mbah Minto menyebut teh kesukaannya. Dan itu adalah teh-ha-er (baca: THR). Gerrr lagi…

Di kanal video itu, Mbah Minto seolah menjadi diri sendiri. Ia tetap perempuan tua dengan kupluk kecil di kepalanya. Giginya yang sudah tanggal di sana-sini dibiarkan terekspose. Tanpa ditambal, tanpa dipoles menjadi lebih rapi. Demikian pula kerut-merut di wajahnya yang tidak disembunyikan dengan riasan tebal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: