Dosen UPN, Masnuna, Curahkan Hati dan Pikiran untuk Abadikan Karya Gombloh

Dosen UPN, Masnuna, Curahkan Hati dan Pikiran untuk Abadikan Karya Gombloh

Sebagai mahasiswa desain komunikasi visual, Masnuna punya banyak pilihan topik untuk diangkat menjadi tugas akhir. Namun, dia mengambil topik yang jarang diangkat teman-teman seangkatannya. Yakni, Gombloh. Ya, penyanyi Kebyar Kebyar yang legendaris itu. Untuk tokoh seniman besar Surabaya itu, Masnuna membuat buku biografi visual.

 

BUKU BIOGRAFI Gombloh yang pertama ditulis oleh Muhammad Siradj. Judulnya Blues untuk Kim. Tapi tak banyak yang tahu, ada satu lagi buku biografi tentang musisi yang meninggal pada 1988 tersebut. Penulisnya adalah Masnuna. Saat menyelesaikan buku itu pada 2009, dia masih berstatus sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Buku itu adalah hasil skripsi dia. Masnuna memang sengaja mengangkat Gombloh sebagai bahan tulisan. Karena dia terkesan dengan sosoknya. Buku karya Masnuna tersebut diberi judul Gombloh Pahlawan Seniman Surabaya. Sesuai formatnya, biografi visual, buku itu tak hanya berisi narasi tentang Gombloh. Tapi banyak gambar ilustrasi yang mendukung cerita.

Sejak kecil, perempuan yang kini menjadi dosen di Universitas Pembangunan Nasional  (UPN) tersebut memang sangat mengidolakan Gombloh. Dia banyak mendengar lagu-lagu dari seniman kelahiran Jombang itu. Juga mengoleksi beberapa albumnya.

KOVER buku biografi visual Gombloh karya Masnuna. 

’’Sebagai penghormatan atas sosok Gombloh, berikut rasa cintanya yang besar terhadap tanah air dan lingkungan, saya menulis skripsi tersebut,’’ ungkap dia.

Skripsi desain buku biografi visual Gombloh, menurut Masnuna, memiliki konsep utama. Yakni Gambaran Nada Tahun 80. Jika diterjemahkan, kata dia, konsep itu merupakan kumpulan gambar ilustrasi yang bercerita tentang riwayat hidup Gombloh sebagai seniman musik yang eksis pada era 1980.  

Sosok Gombloh dia visualisasikan melalui sebuah gambar klasik dengan media cat air dan pensil warna. Kemudian gambaran nada untuk merepresentasikan Gombloh sebagai seniman musik divisualisasikan melalui gambar not.

Soal visualisasi konsep, buku karya Masnuna berisikan beberapa bab. Pertama, catatan penyusun. Dia menjuduli bab itu: Sa’ndulit tentang Gombloh. Berisi kata pengantar dan penjelasan singkat darinya tentang isi buku dan Gombloh. Kedua, Introduction. Berisi penjelasan singkat tentang isi buku dan tentang Gombloh.

Ketiga, Soedjar dari Jombang. Yakni penjelasan tentang silsilah dan latar belakang keluarga, tempat kelahiran, rumah, masa kanak-kanak, hingga perpindahan Gombloh beserta keluarganya dari Jombang ke Surabaya. Masa remaja, awal karier, hingga percintaan diceritakan dengan detail. ’’Bagian itu juga menceritakan style atau dandanan Gombloh. Serta makna dari nama Gombloh,’’ jelas perempuan 37 tahun tersebut.

Keempat, Cangkruk di kota Pahlawan. Bercerita tentang masa muda Gombloh dan awal mula kariernya sebagai seniman musik. Bab tersebut juga bercerita tentang sepak terjang Gombloh berikut rasa nasionalismenya. Kelima, Indonesia Nada Laguku. Berisi rangkaian makna dari lagu-lagu ciptaan Gombloh yang bertema nasionalis. Nerikut penjelasan tentang genre musik yang diusung Gombloh, serta diskografi karya-karyanya.

Keenam, Terima Kasih Indonesia. Berisi tentang prestasi Gombloh dalam bermusik dan pengabdiannya terhadap seni dan budaya Indonesia. ’’Ada penjabaran tentang ragam penghargaan yang pernah didapat Gombloh. Baik selama menjadi penyanyi maupun setelah beliau meninggal. Ada foto-fotonya juga,’’ ungkap dia.

KISAH HIDUP Gombloh menjadi lebih menarik berkat ilustrasi yang kaya dan narasi yang dalam.

Bagian ketujuh, Gombloh Kembali Pulang. Dalam bab tersebut, Masnuna menulis tentang kondisi kesehatan Gombloh semasa hidup. Hingga ketika Gombloh meninggal. Sampai digelari sebagai Pahlawan Seniman Surabaya. Setelah itu, ada daftar pustaka dan Tutur Sang Sahabat. Yakni kenangan kawan-kawan serta tokoh seniman lain tentang Gombloh.

Sepuluh, Daftar Kata-kata Sulit. Yakni penjelasan tentang makna yang terdapat pada kalimat berbahasa Jawa atau Bahasa lain yang sulit dimengerti oleh pembaca. ’’Jadi menyerupai kamus. Ada keterangan artinya juga,’’ ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: