Lolos Uji Klinis I, Vaksin Merah Putih Lanjut Uji Klinis 2 pada 28 Maret
Ia memaparkan pada fase uji klinis tersebut terselip vaksin jenis lain. Artinya, tidak semua peserta disuntik VMP. Namun itu dilakukan secara acak. Tanpa sepengetahuan tim peneliti dan partisipan kecuali BPOM. Hasilnya baru diketahui setelah proses uji klinis tuntas.
“Itu memang syarat dari BPOM untuk perbandingan,” terangnya. Dengan demikian, kemungkinan apa pun bisa terjadi pada dua fase uji klinis yang tersisa. Uji klinis memang sebagai ajang pembuktian. Apakah VMP aman dan bermanfaat atau justru sebaliknya.
“Dari situ kita semua akan tahu proses pembuatan vaksin itu tidak mudah. Juga butuh waktu yang sangat panjang,” terangnya. Sehingga, VMP juga merupakan pembuktian para ilmuwan dalam negeri. Bahwa mereka mumpuni memproduksi vaksin. Apabila VMP lolos semua fase uji klinis maka bisa jadi sejarah baru bagi bangsa Indonesia.
Apalagi mengingat kebutuhan vaksin masyarakat Indonesia juga sangat besar. Tidak hanya bagi yang belum divaksin. Namun juga bagi yang jeda vaksinasinya melebihi 6 bulan. Sebaiknya, lanjut Dominicus, VMP diprioritaskan untuk mereka. “Kekuatan vaksin juga bisa menurun,” jelasnya. (Mohamad Nur Khotib).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: