Rendah Hati meski Jabatan Tinggi
Itulah yang membuat Urip cukup sibuk. Namun, kesibukan ternyata tak bisa mengalihkan dedikasi kepada keluarga. Manajemen waktunya sangat baik. Pihak keluarga pun memahami kesibukannya.
Bagi Bram, papanya merupakan sosok yang sangat mencintai keluarganya. Untuk itu ia menjadikan papanya sebagai teladan kehidupan. “Dulu setiap Minggu selalu ngajak rekreasi. Biasanya ke Malang sambil silaturahmi ke keluarga. Sesibuk apa pun beliau selalu ada waktu untuk keluarga,” kenangnya.
Kenangan menonton pertandingan Persebaya. Dokter Urip Murtedjo (kiri) menonton bersama dr Bramantyo.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Sjamsul Arief MARS SpA(K) pun mengakui hal yang sama. Di matanya, Urip adalah orang yang sangat aktif. Selain itu juga ramah, baik, dan pandai bergaul.
Urip menjadi adik tingkatnya persis satu tahun saat menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran (FK) Unair. Sjamsul lulus pada 1978 sedangkan Urip pada 1979. Setelah lulus, mereka menjalani dokter instruksi presiden (inpres) di Metro, Lampung Tengah.
“Dari situ saya tahu kalau orangnya memang sangat aktif berorganisasi,” ujar Sjamsul. Selepas itu, mereka sama-sama bekerja di RSUD Soetomo. Tak ayal karier kerabatnya itu cukup moncer.
Urip pernah menempati berbagai jabatan penting di rumah sakit yang dikelola Pemprov Jatim itu. Di antaranya, sebagai ketua IGD, ketua forum pers, dan yang terakhir sekitar 6 tahun lalu menjabat wakil direktur.
Yang paling berkesan, kata Sjamsul, jabatan tinggi tak membuat karibnya berubah. Urip tetap rendah hati. Selalu ramah dengan siapa pun. Dan tetap rasional saat mengambil keputusan.
Keduanya sudah lama tak berjumpa. Kali terakhir, takdir mempertemukan mereka di warung tahu tek di bilangan Dharma Husada Indah. “Orangnya masih sama saja. Tetap baik, ramah, dan rendah hati” ucap Sjamsul. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: