Kami Kedinginan di Bunker, Suhu di Bawah 15 Derajat Celsius
Budi juga mengirimkan foto dua anak yang sedang tidur meringkuk di atas papan kayu. Sang ibu terjaga menunggu mereka yang sedang berselimut.
Malam itu, suara sirene terdengar begitu kencang selama 2,5 jam nonstop. Itu pertanda ada pesawat Rusia yang sedang mendekat atau terjadi serangan roket. Kalau sudah sirene sudah menyala, tidak boleh ada yang keluar bunker.
Budi juga cuma bisa tidur satu jam. Ia satu-satunya jurnalis di bunker itu. Ia merasakan apa yang dialami warga Ukraina.
Budi telah menyaksikan banyak peperangan di berbagai benua. Namun serangan Rusia kali ini adalah yang paling besar. Bahkan perang disebut-sebut sebagai terbesar setelah Perang Dunia II (1939-1945). Nyaris 3 juta warga telah diungsikan ke negara tetangga.
“Hati mereka sangat hancur seolah inilah akhir kehidupan. Semua tidak akan pernah sama lagi,” kata Budi. Bulan lalu warga Ukraina masih hidup normal. Namun situasi berubah drastis sejak Rusia menginvasi mereka.
Anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah. Jutaan orang kehilangan rumah, harta serta pekerjaan mereka. Budi juga tahu nyawanya juga bisa melayang kapan pun. Jurnalis Amerika Serikat Brent Renaud yang juga dikenal sebagai seorang pembuat film tewas di Kota Irpin, tak jauh dari Kiev, Ukraina.
Budi berharap bisa kembali dengan selamat. Karena tidak ada berita seharga nyawa. (Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: