Merasakan Dampak Krisis Air Bersih di Ukraina, Budi Cuma Dapat Air Merah
Tim AFAD dari turki memasak sup dan telur untuk pengungsi di Ukraina.-Bud Wichers/Harian Disway-
KIEV, HARIAN DISWAY - Krisis air bersih dan makanan adalah problem besar di Ukraina. Warga sipil menggantungkan bantuan dari negara-negara barat. Kontributor Harian Disway Bud Wichers menemui para pekerja kemanusiaan Afet ve Acil Durum Yönetimi Başkanlığı atau Direktorat Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) yang datang dari Türkiye (Turki).
---
BUDI, sapaannya, sedang dalam perjalanan kembali menuju hotelnya di pusat kota Kiev. Suara mesin mobil masih terdengar saat ia mengirim pesan suara melalui WhatsApp. Sesaat sebelumnya ia mengunjungi kota Borodyanka yang telah hancur lebur. “Semuanya datar. Nyaris tak ada satu pun bangunan tersisa. Ngeri sekali di sana,” kata Budiman, nama Indonesianya.
Kota Borodyanka berada 80 kilometer di barat laut Kiev. Wilayah itu sempat menjadi sorotan internasional awal April lalu. Rusia membumihanguskan wilayah dengan populasi 13 ribu jiwa itu tanpa ampun. Bahkan banyak yang menilai itulah kejahatan perang terbesar Rusia selama invasi.
Hampir semua gedung di sepanjang jalan utama kota remuk. Apartemen, rumah, bank, klinik, apotek, hingga sekolah hancur. Dinding yang masih tersisa berwarna hitam, imbas ledakan.
“Kondisinya seperti di Mariupol,” kata fotografer yang sudah lebih dari sepekan di Ukraina itu. Banyak organisasi kemanusiaan yang datang di kota itu. Mereka menyalurkan makanan, minuman, pakaian, obat, hingga rumah pengungsian.
Budi mendapat akses meliput kegiatan Afet ve Acil Durum Yönetimi Başkanlığı atau Direktorat Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) Turki. Baju-baju bekas diletakkan di trotoar jalan dalam kontainer plastik. Warga setempat boleh mengambil secukupnya.
Pengungsi Ukraina mengambil baju bantuan dari pemerintah Turki .-Bud Wichers/Harian Disway-
Dapur darurat juga sudah disiapkan untuk mengatasi kelaparan. Tim dari Turki memasak sup dan telur dalam panci berukuran besar. Sekali masak bisa mengatasi ratusan orang yang kelaparan.
Warga yang mayoritas sudah kehilangan tempat tinggal juga mendapat bantuan rumah sementara. Tua, muda, laki-laki, dan perempuan bergotong royong tempat pengungsian. Rumah sementara itu terbangun dari kerangka kayu dengan dinding seng.
Rumah-rumah itu dicat hijau. Bagian dalamnya sangat bersih dan nyaman. Semua perabotnya serba putih dan baru.
Turki mengirim bantuan sejak bulan pertama invasi, Februari dan Maret lalu. Hingga sekarang bantuan terus mengalir.
Tak hanya bantuan kemanusiaan, drone super canggih Bayraktar TB2 buatan Turki juga kerap menyulitkan Rusia. Negeri Beruang Merah itu sempat mengeluhkan sikap Turki itu. “Baru kemarin mereka kembali memberikan Bayraktar. Drone yang sangat terkenal itu,” kata pengurus Mijn Roots, yayasan yang bergerak mencari orang tua kandung bagi anak-anak adopsi yang dibawa ke Eropa tersebut.
Sikap Turki memang abu-abu. Mereka adalah sahabat dekat Rusia, tapi memberikan senjata dan akomodasi bagi Ukraina. Bantuan kemanusiaan Turki juga tak kunjung berhenti di sana. Semua itu terjadi karena adanya hubungan bilateral dengan Ukraina sama kuatnya seperti hubungan dengan Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: