Memotret Kepuasan Para Juara Disway Fit Aerobic Competition & Zumba Party: Lega karena Tempat yang Megah

Memotret Kepuasan Para Juara Disway Fit Aerobic Competition & Zumba Party: Lega karena Tempat yang Megah

Kemegahan Graha Unesa memuaskan para peserta Disway Fit Aerobic Competition & Zumba Party.-Boy Slamet-Harian Disway-

Disway Fit Aerobic Competition & Zumba Party akhirnya tuntas digelar. Graha Unesa menjadi saksi kemeriahan acara. Berakhir dengan mengorbitkan puluhan juara di tujuh kategori. 

 

YANG tampak eksotis, salah satunya, Faris Mahendra. Lelaki yang datang dari Malang itu turun di kategori dangdut. Ia berhasil menyabet juara 1 dengan catatan dewan juri yang cukup memuaskan.

 

Gerakannya luwes di antara yang lain. Busananya juga nyentrik khas pedangdut. Celana penuh kerlap-kerlip biru dengan rumbai kain di bagian samping. Cocok dengan sepatu pantofelnya yang meruncing di bagian ujung. 

 

Di pinggang juga ada rumbai kain berwarna emas. Kausnya ketat berlengan panjang. Dengan rumbai di bagian dada. Yang paling serasi, rambutnya diwarnai belang emas. Dengan aksesoris bandana berbulu.

 

“Busananya terinspirasi raja dangdut. Saya kombinasikan dengan busana Elvis Presley,” ujarnya. Faris kali terakhir ikut kompetisi di Balikpapan pada Februari 2022. Juga menyabet juara 1 di kategori yang sama.

 

Ia cukup takjub dengan perhelatan kali ini. Terutama karena venue yang megah. Separo area Graha Unesa memang untuk peserta. Sementara panggung depan untuk para instruktur. 

 

“Tempatnya keren. Lega banget. Lebih bagus dari tempat yang saya pernah tanding sebelumnya,” sambung Faris. Ia tidak memberi kritik apa pun kepada penyelenggara. Kecuali berharap agar perlombaan serupa digelar lagi tahun depan. Juga dengan menambah kategori perlombaan. Misalnya, kategori dance fitness atau yang lainnya. Sehingga bisa punya daya tarik kuat bagi peserta dari luar kota.

 

Harapan lain juga disampaikan oleh Rina Kristanti dari Kediri. Perempuan berusia 37 tahun itu mengikuti dua kategori sekaligus. Yakni kategori Mix Impact Pemula usia 35 tahun ke atas dan Group Couple berpasangan dengan Galuh Nawangsari.

 

Rina pun terpuaskan dengan ajang ini meski tak menyabet juara apa pun. Dia sangat mengapresiasi pihak penyelenggara. Lantaran memberi tempat yang sangat layak.

 

“Senang sekali. Tempat bagus, dekornya bagus, sound-nya juga bikin lega. Semoga tahun depan lebih bagus lagi,” katanya. Dia menyarankan agar jadwal perlombaan tahun depan bisa disesuaikan dengan jadwal perlombaan lain. Sehingga bisa menarik lebih banyak peserta.

 

Aksi Faris Mahendra, pemenang kategori Dangdut, di Graha Unesa, Minggu, 12 Juni 2022.-Boy Slamet-Harian Disway-

 

Disway Fit Aerobic Competition 2022 memang mendapat sambutan hangat bagi aerobic lovers. Para peserta terkesan dengan kemegahan acara. Pun dengan hadiah bagi para juara.

 

“Bagi saya, sih, ini bergengsi. Hadiahnya lebih banyak ketimbang lomba-lomba yang lain,” ungkap Ardia Kartika Safitri. Dia datang dari Malang bersama 24 orang dalam satu rombongan. Lalu turun di tiga kategori, yaitu Mix Impact Pemula usia 35 tahun ke bawah, Non Profesional, dan Group Couple.

 

Ardia pulang tanpa gelar juara. Namun, dia pun merasa senang lantaran sangat puas. Dia berharap tahun depan bisa digelar lagi. Tentu dengan menambah kategori perlombaan.

 

Begitu juga dengan Dyana Kurniasari, salah seorang dewan juri. Dia menilai perhelatan kali ini sudah sekelas nasional. “Ini sangat bagus. Semoga bisa digelar tiap tahun. Harusnya sekelas ini sudah bisa bikin lomba open nasional,” terangnya.

 

Dyana mewakili aerobic lovers yang turut bahagia. Sebab, merasa difasilitasi tempat yang mewah. Yang belum pernah terjadi di perlombaan-perlombaan sebelumnya. Apalagi total hadiahnya juga besar: mencapai Rp 22 juta. Yakni, Rp 1 juta bagi juara 1 dan Rp 2,5 juta bagi juara umum.

 

Menurutnya, banyak wajah-wajah baru yang menjadi peserta di kompetisi kali ini. Bahkan pada kategori profesional. Secara keseluruhan penampilan mereka sangat bagus. “Tapi secara teknik harus latihan lagi,” katanya.

 

Dyana ditemani oleh dua juri lagi, yaitu Tonny Hendrawan dan Shinta Anggraeny, Ketiganya terlihat sangat serius dalam penilaian. Mondar-mandir dan mengelilingi para peserta yang tampil.

 

“Karena bagi saya ini bentuk dukungan ke dunia aerobik di Jatim. Acaranya sangat profesional dan bergengsi,” ucap Tonny. Ia berharap Harian Disway bisa menggelar kompetisi yang lebih besar lagi. Bisa menghadirkan master aerobic sebagai dewan juri.

 

Tentu itu akan sangat menarik. Sehingga layak menghelat kompetisi secara nasional. Para peserta yang datang pun tak hanya dari Surabaya dan sekitarnya. Melainkan bisa dari luar pulau. “Saya yakin bisa digelar secara nasional dengan konsep seperti ini,” jelasnya. (Mohamad Nur Khotib)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: