Rampok Minimarket di Jakarta dan Pencegahan

Rampok Minimarket di Jakarta dan Pencegahan

-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-

Modus rampok minimarkat di Jakarta kini ada dua. 1) Bersenjata seperti pistol. 2) Di siang bolong. Terbaru, Jumat, 3 Juni 2022, pukul 13.12 di Jatinegara. Lanjut, Selasa, 7 Juni 2022, pukul 12.00 di Cipayung. Keduanya Jakarta Timur.

PERAMPOKAN pertama terjadi di Jalan Oto Iskandar Dinata (Otista), Jatinegara. Kejadian divideokan dan diunggah di medsos hingga viral.

Seorang pelaku pria berkaus hijau, bermasker menutup separuh wajah. Masuk minimarket. Berkeliling seperti umumnya pembeli, mencari barang. Sepi, tidak ada pembeli lain.

Lalu, pelaku mendekati dua pegawai, pria dan wanita. Menodongkan sebentuk pistol.

Dua pegawai panik, ketakutan. Pelaku mengambil barang-barang di dekat kasir. Di antaranya, rokok. Juga, uang di laci kasir.

Kasatreskrim Polres Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan kepada wartawan, tidak ada korban luka.

Ahsanul: ”Kerugian uang di bawah Rp 1 juta. Kalau barang, rokok saja yang diambil.” Pelaku masih diburu.

Perampokan kedua di Jakarta Timur juga. Siang bolong. Tapi, minimarket sedang tidak ada pengunjung. Pada jam segitu biasanya ada saja pengunjung. Tapi, diduga, pelaku sudah ”menggambar” lokasi. Menunggu sampai minimarket sepi.

Pelaku seorang pria. Masuk minimarket, langsung menodongkan sebentuk pistol kepada kasir dan pegawai di sebelahnya. Para pegawai panik, takut.

Lantas, pelaku menguras isi laci kasir. Lalu, kabur.

Kanitreskrim Polsek Cipayung AKP Maryono kepada wartawan, Selasa (14/6), mengatakan bahwa pelaku hanya mengambil uang sekitar Rp 5 juta. ”Tidak ada yang terluka,” ujarnya.

Sama dengan perampokan pertama, pelaku juga masih dikejar.

Di dua lokasi itu, kejadian sama-sama terekam kamera CCTV. Postur pelaku jelas. Cuma, wajahnya sama-sama tertutup masker yang sengaja ditutupkan separuh wajah.

Dengan senjata berbentuk pistol, perampokan berlangsung efektif dan cepat. Sebab, korban tidak berani ambil risiko melawan. Pemilihan waktu di siang bolong, pelaku sudah meminimalkan kecurigaan warga di luar minimarket.

Perampokan minimarket sudah sangat sering. Polda Metro Jaya sudah memberikan aneka saran bagi pemilik atau pengelola minimarket. Kamera CCTV sudah dimiliki semua minimarket. Namun, permapokan masih juga terjadi.

Pada dua tahun silam, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada pers menyampaikan, pihaknya sudah menyarankan pengelola minimarket menyewa tenaga sekuriti. Cukup seorang per minimarket.

Tapi, hampir semua minimarket di Jakarta tidak mempekerjakan sekuriti. Yusri menyarankan, para pemilik minimarket memberdayakan masyarakat sekitar untuk menjaga keamanan.

Namun, imbauan itu juga tidak diterapkan semua minimarket. Sebab, sekuriti dan pelibatan masyarakat berbiaya. Walaupun, biaya kerugian dari perampokan bisa lebih besar.

Perusahaan spesialis keamanan minimarket internasional, Paladin Security (berpusat di Kanada), juga menyarankan hal yang mirip dengan Polda Metro Jaya. Tapi, ditambahi tombol yang terhubung dengan kantor polisi terdekat.

Di negara-negara maju, tombol rahasia yang bisa ditekan pegawai toko yang terhubung ke kantor polisi barangkali efektif. Sebab, polisi bisa tiba di lokasi dalam waktu cepat karena lalu lintas tidak macet.

Padahal, di Jakarta kemacetan lalu lintas parah sehingga itu tidak efektif. Juga, karena proses perampokan di minimarket rata-rata di bawah lima menit.

Paladin Security punya saran menarik buat pegawai minimarket jika suatu saat dirampok. Pada saat perampokan berlangsung, disarankan pegawai begini:

Jangan membuat gerakan tiba-tiba. Sebab, perampok bisa panik dan merugikan Anda.

Hindari menghadapi, menyerang, atau mengejar perampok.

Jangan melakukan kontak mata dengan perampok. Jaga agar tangan Anda selalu terlihat oleh perampok. Karena perhatian perampok selain barang yang bakal dijarah, juga kemungkinan perlawanan dari pegawai toko.

Bekerja sama dengan perampok. Lakukan apa yang mereka katakan. Bicara seminimal mungkin, jangan memberikan informasi kecuali diminta perampok.

Setelah perampok pergi, jangan buang waktu. Langsung menelepon polisi. Tapi, jangan menyentuh benda atau permukaan di sekitar lokasi. Itu akan jadi bahan penyelidikan polisi.

Beda dengan kebakaran yang bisa dilakukan latihan atau simulasi, tidak pernah ada pelatihan perampokan bagi pegawai toko. Karena tidak pernah ada latihan, begitu dirampok, langsung panik. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: