Di Balik Penampilan Perdana Catur Pamungkas di Persebaya: Instruksi "Matikan" Irja dan Restu Ortu
Catur Pamungkas (kanan) beberapa kali berhasil mematikan gerakan Irfan Jaya (Irja).--
CATUR Pamungkas tak mau besar kepala. Apresiasi yang didapat atas debut manis yang ditorehkan kala lawan Bali United ditanggapi dengan rendah hati.
”Banyak WA yang masuk. Ngasih ucapan selamat dan pujian. Saya bilang terima kasih,” kata pemain asal Pungging, Mojokerto, itu.
Bagi Catur, yang dilakukan di lapangan memang sudah seharusnya. Itu menjadi tugasnya sebagai pemain. Bahwa ada apresiasi ataupun pujian setelahnya, itu sebagai bonus. Sebagai pelecut semangat untuk lebih baik lagi.
”Artinya, saya sudah berada di track yang tepat. Harus kerja keras lagi untuk mencapai level setinggi-tingginya,” terangnya.
Catur menuturkan, dirinya mendapat informasi akan dimainkan sejak menit awal pada saat briefing pagi di hotel. Ketika itu ia ditanya coach Aji Santoso soal kesiapan untuk tampil sejak menit awal.
Setelahnya, ia menghubungi bapak dan ibunya di Mojokerto. Mengabarkan akan main sekaligus minta doa restu. ”Seperti biasa. Selalu telepon ayah ibu di rumah setiap kali mau main,” terangnya.
Beberapa jam sebelum pertandingan, ia memperoleh informasi dari tim pelatih, mendapat tugas untuk mematikan pergerakan Irfan Jaya (Irja). Info itu didapat setelah daftar susunan pemain kedua tim dirilis.
”Waktu di kamar ganti, coach Uston memberikan informasi ke saya soal susunan pemain lawan. Ada tugas khusus mengawal Irfan Jaya. Saya jawab, siap,” terangnya.
Tak ada rasa nervous atau apa pun dalam menyambut tugas tersebut. Ia tahu level Irfan Jaya di tim nasional. Semasa di Persebaya, ia juga menyaksikan langsung penampilan ciamik seniornya tersebut. ”Pokok’e wani tok. Saya coba menjawab kepercayaan itu di lapangan,” tandasnya.
Penampilan Catur memang solid. Irfan Jaya dibikin tak berkutik. Sampai kemudian, Irfan harus keluar diganti sebelum pertandingan bubar.
”Mungkin karena saya sudah biasa dengan lapangan ini. Musim lalu kan saya main di Persikab. Home base-nya di sini (Jalak Harupat),” ungkap Catur merendah.
Pujian kepada Catur tak hanya setelah pertandingan. Di sepanjang laga pun beberapa kali komentator televisi menyampaikan kesan positif pada penampilan Catur. Ia lugas dalam bertahan. Juga, cermat memberikan umpan terukur.
Penampilan Catur seolah memberikan garansi ke Bonek bahwa Persebaya punya stok bek kanan yang bisa diandalkan. Terlebih, ketika Koko Ari Araya harus dipanggil timnas. Sebab, selama ini Aji Santoso kerap memainkan Arizky Wahyu.
Penampilan pemain jebolan Aji Santoso International Football Academy (ASIFA) itu jauh dari kata memuaskan. Celakanya, Arizky malah diberi kesempatan main 90 menit dalam dua laga turnamen pramusim Piala Presiden 2022. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: