Marshanda, Hilangnya sang Bipolar
-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-
”Marshanda hilang di Los Angeles, Amerika,” tulis Sheila Salsabila di medsos, Senin, 27 Juni 2022. ”Mohon bantuan Pak Jokowi. Kemarin dia sebut nama Bapak dan @joebiden.” Penyebutan dua nama tokoh itu juga dimuat media massa.
MUNGKIN, Sheila panik. Dia sahabat Marshanda. Orang terakhir yang bersama Marshanda di Los Angeles. Karena dia panik, minta bantuan Presiden RI Jokowi. Dan, joebiden yang bisa ditafsirkan sebagai Presiden AS Joe Biden.
Memang, Marshanda aktris terkenal. Kelahiran Jakarta, 10 Agustus 1989. Debut tahun 2000 dengan membintangi sinetron judul Bidadari, lalu terkenal. Tapi, saat diumumkan, ia baru hilang kontak dua hari (sejak Sabtu, 25 Juni 2022).
Polisi di Amerika Serikat (AS) belum bergerak sebelum ada tanda-tanda terjadi kejahatan. Misalnya, pembunuhan atau penculikan. Kecuali yang hilang anak di bawah umur.
Apalagi, Marshanda bukan warga negara AS. Apalagi, Sheila dalam pengumuman menyebutkan bahwa Marshanda pengidap gangguan jiwa bipolar disorder.
Unggahan Sheila: ”Lost an Indonesian Citizen for The First Time in Los Angeles, California, US. She is in a manic episode (Psychosis: Altered Statet of mind - Bipolar Disorder)."
Orang dengan gangguan begitu bisa melakukan apa saja. Karena pikirannya gampang berubah drastis, tanpa sebab. Bisa ngumpet. Membuang HP. Atau apa saja.
Sheila juga mengunggah video terakhir Marshanda yang direkam Jumat (24, Juni 2022) atau sehari sebelum Marshanda dikabarkan hilang. Dalam video itu ada: Marshanda, Sheila, dan pria bernama David di sebuah mobil.
Sheila mengatakan, dalam video itu Marshanda mengatakan tentang sekarat.
”Ini video terakhir kami kemarin. Ada yang ngerti, Caca (Marshanda) ngomong apa? Time is dying?” tulis Sheila.
Tapi, balik lagi, orang bipolar bisa ngomong apa saja. Terus..., apa sih bipolar disorder itu?
Profesor Kenneth James Sher, guru besar Departemen Ilmu Psikologi, University of Missouri, Columbia, AS, menulis di jurnal ilmiah Science Daily, 29 September 2009. Ia menjelaskan tentang bipolar disorder.
"Bipolar disorder atau manik-depresi menyebabkan perubahan suasana hati dan energi yang parah dan tidak biasa. Memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari."
Gejalanya, dimulai pada awal masa dewasa. Usia 18 sampai 25. Bipolar disorder adalah gangguan kejiwaan yang permanen, seumur hidup. Tapi, setelah lewat usia 30, pengidapnya sudah bisa mengenali sikap dan perilaku yang menyimpang.
Mengapa munculnya di usia itu?
Sher: ”Selama periode itu, orang dewasa muda mengeksplorasi peran dan hubungan baru. Mulai meninggalkan rumah orang tua untuk sekolah atau bekerja. Orang sudah mulai menyesuaikan diri dengan perubahan itu dan mulai menetap dan membentuk hubungan yang berkomitmen.”
Para peneliti memperkirakan prevalensi gangguan itu juga dapat dipengaruhi perkembangan otak, terutama korteks prefrontal.
Korteks prefrontal adalah bagian paling depan dari otak. Itulah yang mengontrol persepsi, indra, kepribadian, dan kecerdasan. Secara khusus, korteks prefrontal mengontrol reaksi terhadap situasi sosial. Yang dapat menjadi pemicu bagi orang-orang yang punya bakat gangguan bipolar.
”Pematangan korteks prefrontal otak sekitar usia 25 tahun secara biologis dapat menjelaskan aspek perkembangan gangguan bipolar yang terbatas.”
Bagaimana bentuk perilakunya?
Bervariasi. Tapi, semua perilaku itu tidak seperti orang normal. Misalnya, orang bipolar bisa marah kepada siapa saja tanpa sebab. Bisa sepekan, dua pekan, tiga pekan, tanpa henti.
Atau, sedih berkepanjangan tanpa sebab. Bisa sepekan, dua pekan, sebulan, dua bulan.
Paling mencolok, ketika kambuh (muncul gejalanya) sewaktu komunikasi dengan orang lain, tidak logis. Topik bicara bisa pindah-pindah dengan cepat, tanpa alasan.
Apa penyebab bipolar disorder?
Molly Howland menulis untuk jurnal ilmiah American Psychiatric Association edisi Januari 2021. Dia menjelaskan hasil riset di AS.
Gangguan bipolar umumnya terjadi dalam keluarga. Atau warisan genetik. Maksudnya, sekitar 80 hingga 90 persen pengidap bipolar punya kerabat yang bipolar. Hanya 10 sampai 20 persen yang bukan akibat keturunan.
Penyebab yang bukan dari keturunan, ada banyak.
Penyebab spesifik di dalam otak (klinis) tidak jelas. Atau belum ditemukan. Ketidakseimbangan bahan kimia otak menyebabkan aktivitas otak yang tidak teratur.
Tapi umumnya, pengidap mengalami trauma psikologis di masa kanak-kanak. Trauma bisa disebabkan aneka kejadian yang mereka alami.
Bagaimana dengan Marshanda?
Keunikan sikap Marshanda sudah lama dimuat media massa. Unik, karena tidak biasa. Mengejutkan. Tapi, cenderung negatif.
Agustus 2009, muncul video Marshanda. Memaki teman-teman semasa sekolah, sambil dia bernyanyi dan berjoget. Dia unggah sendiri di YouTube, durasi 3 menit 47 detik.
Marshanda: ”Lagu ini kayaknya paling cocok buat temen-temen SD gue, yang musuhin gue waktu SD. Gue gak punya temen, gue struggle kayak orang gila di sekolah gue sendiri. Jangan jahat-jahat.”
Itu menghebohkan. Baik di media massa, juga di kalangan teman Marshanda.
Pada 27 Agustus 2013, baru Marshanda sendiri membeberkan alasan sebenarnya. Kepada pers. Begini:
”Video yang itu, saat aku nangis. Judul videonya Marshanda Nangis. Di tengah nangis, aku nyebut mama papa. Aku pasang lagu juga yang lirik pas soal mama papa.”
Dilanjut: ”Aku sedih, masalah mama-papa bercerai, sewaktu aku masih kecil. Itu sangat menyakitkan dan traumatis. Satu hari, saat aku berumur 20 tahun, aku lagi berada di masa di mana aku mau keluarkan semua yang sudah terpendam belasan tahun.”
Ortu Marshanda, suami istri Irwan Yusuf-Rianti Sofyan bercerai ketika Marshanda masih balita. Marshanda dan dua adiknya ikut ibunda.
Setelah kejadian dia memaki teman sekolah, nasib sial Marshanda berlanjut. Menikah 2011 dengan Ben Kasyafani. Bercerai 2014, dengan satu anak. Sampai dia mengaku dipasung ibunda. Tapi, sang ibunda, Rianti, membantah, dengan mengatakan, Marshanda dimasukkan ke RS Jiwa di Jakarta.
Berdasar pengakuan Marshanda, dia trauma akibat ortu cerai ketika dia masih balita, bisa jadi penyebab bipolar.
Merujuk teori Howland, penyebab bipolar akibat trauma di masa kanak-kanak, maka matching dengan kasus Marshanda. Akibat perceraian memang ditanggung anak-anak.
Kini Marshanda diumumkan hilang via medsos. Tapi, di megapolitan Los Angeles, orang bisa berbuat apa saja. Apalagi orang ”segila” Marshanda. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: