Tiba-Tiba Muncul Gerakan Antisipasi Flu Burung di Surabaya, Jangan Panik!

Tiba-Tiba Muncul Gerakan Antisipasi Flu Burung di Surabaya, Jangan Panik!

Petugas DKPP Surabaya mengambil sample unggas ke pasar tradisional pada 19-21 Juli 2022.-DKPP Surabaya-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) pada ternak berkuku belah masih belum teratasi. Kini muncul isu terkait flu burung pada unggas. Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya menerjunkan pasukannya ke sejumlah pasar yang menjual ayam.

Isu flu burung kembali menghangat sejak April lalu. Amerika Serikat dan Tiongkok sama-sama menemukan kasus flu burung pertama yang menular ke manusia.

Otoritas Kesehatan Tiongkok dan AS mengumumkan adanya infeksi pertama kasus flu burung H3N8. Kendati begitu, risiko penyebaran virus flu burung antar manusia masih sangat rendah.  

April lalu Tiongkok juga menemukan infeksi tersebut ke seorang anak laki-laki berusia empat tahun dari provinsi Henan. Balita tersebut menunjukkan demam dan gejala lain sejak 5 April 2022. Ia sakit setelah bermain dengan ayam dan gagak yang dipelihara di rumah.


Petugas DKPP Surabaya juga mengambil sample dari unggas yang sudah dipotong di pasar tradisinoal.-DKPP Surabaya-

Sementara itu, kasus pertama flu burung H5 pada manusia juga dirilis AS pada bulan April. Virus itu ditemukan pada seseorang pria di Colorado yang mengikuti proses pemusnahan unggas yang diduga terinfeksi flu burung H5N1.

Kendati begitu, kasus tersebut ini tidak mengubah penilaian risiko pada manusia. Otoritas kesehatan AS menilai tingkat penularan ke manusia masih sangat rendah.

Lalu mengapa pemkot Surabaya menerjunkan tim untuk pengambilan sampel pada unggas di pasar? 

“Pengambilan sampel pada unggas ini merupakan tahap pertama. Kami melakukannya setahun minimal dua kali dan kita juga memiliki program vaksin serta desinfeksi unggas yang diternak oleh masyarakat,” kata Kepala DKPP Antiek Sugiharti.

Sedia payung sebelum hujan. DKPP mengambil langkah antisipasi meski tidak ada wabah flu burung di Surabaya. Screening sangat diperlukan sebagai radar pencegahan.


Pengambilan sample dari unggas hidup di pasar tradisional Surabaya.-DKPP Surabaya-

Upaya itu mirip dengan screening saat pandemi Covid-19. Semakin sering dilakukan uji sample, maka mata rantai penularan bisa dipantau. Hal tersebut penting bagi Surabaya yang mendapat kiriman unggas dari berbagai daerah.

Petugasmengambil beberapa sampel unggas yang dijual di pasar - pasar tradisional. Mulai karkas unggas yang sudah dipotong hingga unggas hidup.

“Kita melakukan dua cara yaitu swab lingkungan dan swab orofaring. Swab lingkungan adalah pengambilan sampel pada peralatan yang digunakan pedagang karkas ayam, sedangkan swab orofaring itu dilakukan pada unggas hidup yang dijual oleh pedagang,” lanjut Antiek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: