Catatan Perjalanan: Menjalani Kuliah Sambil Nyantri di Rimba Metropolis Surabaya
Penulis, Muawinati Isna Zilfia (dua dari kanan) bersama kakak angkatan sekaligus teman satu kamar di PPM Al Jihad Surabaya.-Dok Pribadi-
Karena satu kamar itu isinya gak cuman satu angkatan tapi di campur dengan angkatan atas. Jadi, support dan persaudaraan yang sangat kuat pun saya dapatkan di dalam pesantren.
Kuliah sambil nyantri tidak pula menghalangi kita untuk memperluas jaringan, mencari relasi itu tidak terpaku pada dimana kamu tinggal, tetapi bagaimana kamu mengikutsertakan diri di lingkungan sekitar kamu tinggal atau bahkan lebih luas.
Akan sama halnya jika seorang mahasiswa yang tinggal di kosan hanya berdiam diri di zona mereka tanpa berinteraksi, maka teman yang akan mereka kenal hanya orang-orang yang akrab dengan mereka saja.
Akhirnya tidak ada perkembangan malah menjadi stagnasi. Inilah yang saya rasa penting untuk diperhatikan. Selama kuliah sambil nyantri, saya menikmati proses berinteraksi dengan berbagai macam teman melalui beberapa organisasi, seperti saya bisa menjadi wakil ketua HMP (Himpunan Mahasiswa Prodi) Aqidah dan filsafat Islam, menjadi koordinator prodi di organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan menjadi pengurus Ubudiyah (keagamaan) di PPM Al jihad.
Rapat Kerja HMP AFI UIN Sunan Ampel Surabaya.--
Juga menjadi jelas bahwa pesantren tidak membatasi gerakmu. Jadi teman-teman, tidak perlu ragu lagi bahwa kuliah sambil nyantri itu banyak manfaatnya. Ayo kuliah sambil nyantri: you can try it and prove it!!!
Mu'awinati Isna Zilfia
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya
Santriwati PPM Al Jihad Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: