Catatan Perjalanan: Menjalani Kuliah Sambil Nyantri di Rimba Metropolis Surabaya

Catatan Perjalanan: Menjalani Kuliah Sambil Nyantri di Rimba Metropolis Surabaya

Penulis, Muawinati Isna Zilfia (dua dari kanan) bersama kakak angkatan sekaligus teman satu kamar di PPM Al Jihad Surabaya.-Dok Pribadi-

Jadi kita harus menyeimbangkan ilmu umum dan ilmu agama. Jadi, kita akan mendapatkan kesenangan di dunia dan akhirat. Akhirnya saya memutuskan kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya dan berdomisili di salah satu pondok pesantren yaitu "PPM Al Jihad " dibawah asuhan Kiai Haji Moch Imam Chambali atau biasa kami panggil "Abah".

Di pesantren inilah saya menembus semua paradigma itu. Mempelajari kehidupan kampus di dunia pesantren mengajarkan saya tentang nikmatnya barokah. 

Saya yakin bahwa barokah pesantrenlah yang juga membuat kehidupan saya begitu bermakna. Selain doa orang tua yang selalu menemani saya di setiap waktu, doa dari Abah Yai dan teman-teman yang ada di pesantren inilah yang menjadi sumber kekuatan saya.


Muawinati Isna Zilfia terpilih sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam 2022-2023.--

Sehingga, yang saya rasakan adalah Allah memudahkan segala urusan kuliah saya dan memberikan saya kejutan-kejutan yang subhanallah indahnya.

Waktu saya menang lomba menulis di PP Al Jihad, saya menekuni kuliah sudah 2 tahun. Jadi, sekarang saya menginjak semester 5. Selama 4 semester, Alhamdulillah UKT tak perlu bayar. Gratis, tis!

Ada beasiswa dari Pemkab Bojonegoro. Itulah salah satu nikmat barokahnya kuliah sambil nyantri.

Kuliah sambil nyantri bukan berarti menghalangi seseorang menjadi produktif dan tidak bisa aktif di organisasi. Bahkan ini bisa  mendorong mahasiswa menjadi lebih kreatif dan mendapatkan banyak pengalaman.

Bagaimana bisa? Tentu bisa, dengan padatnya jadwal kuliah dan runtutnya kegiatan pesantren, saya dituntut untuk menjadi kreatif dalam memanajemen waktu untuk dapat bermanfaat setiap detiknya.

Sehari-hari kehidupan kuliah sambil nyantri bisa dideskripsikan dengan banyak kegiatan dimulai dari jama'ah sholat tahajud setiap pukul 03.00  dini hari. Dilanjutkan jama'ah Shubuh, mengaji kitab, kuliah, berorganisasi, jama'ah Maghrib, jama'ah isya. Setelah itu mengaji kitab ba'da sholat Isya, mengerjakan tugas kuliah baru kemudian bisa istirahat.

Deskripsi kegiatan ini membuat kita berpikir bagaimana bisa mahasiswa yang kuliah sambil nyantri bisa untuk mengupgrade diri dalam padatnya kegiatan. Alhamdulillah di PP Al Jihad ini saya menemukan banyak bukti bahwa kuliah sambil nyatri itu mengajarkan kita untuk tidak ada waktu buat bermalas-malasan. Setiap detik yang kita punya haruslah bermakna.


Muawinati Isna Zilfia aktif di Organisasi PMII.--

Dibuktikan dengan banyak dari teman dan adik-adik angkatan saya di Pondok Al jihad yang mampu berprestasi di kampus baik akademik maupun non-akademik sementara mereka nyantri, seperti mengikuti lomba pidato internasional, juara lomba Dai dan Daiyah dan lain-lain. 

So, that time is very useful and nothing is wasted.

Selain itu, ada juga keuntungan berada di lingkungan pondok saat menempuh studi di kampus yaitu kita berada di dalam lingkungan belajar dimana kita bisa share dan berdiskusi dengan sesama teman (peer discussion) atau bahkan dapat bertanya pendapat pada kakak angkatan di pondok yang kuliah di program yang sama (consultation session). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: