Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Bob Memandangi Foto Suhadak (5)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Bob Memandangi Foto Suhadak (5)

Bob Schellens mengeluarkan kameranya begitu masuk ke rumah Suhadak, pemilik Hotel Chandra, Jumat, 5 Agustus 2022.-Salman Muhiddin/Harian Disway-


Kunjungan ke kediaman anggota DPRD Surabaya Baktiono, Jumat, 5 Agustus 2022, membuahkan hasil. Teman SD Baktiono, Mistar, mengetahui lokasi rumah pemilik Hotel Chandra. Di hotel mangkrak itu ibu kandung Bob Schellens pernah tinggal. Satu tabir pencarian akhirnya terbuka.

”RUMAH Pak Suhadak dekat sini. Pokoknya di depan Indomaret,” kata Mistar dengan yakin. Tanpa membuang banyak waktu, Baktiono meminta Mistar mengantar kami ke rumah itu. 

Mistar beranjak dari duduknya. Ia langsung sigap. Kebetulan siang itu ia sedang tidak punya kerjaan. 

Baktiono tidak ikut. Tidak enak kalau bertamu ke rumah orang terlalu ramai. Mistar satu sepeda motor dengan putranya. Sementara itu, Sutris, ketua RT di area Hotel Chandra, juga ikut. 

Bob memasukkan kameranya ke tas. ”Lets go (Ayo pergi, Red),” kata Bob, lalu berpamitan dengan Baktiono. Kami pakai tiga sepeda motor. Hanya Sutris yang tidak berboncengan.


Bob Schellens menanti di depan pagar rumah Suhadak yang masih terkunci.-Salman Muhiddin/Harian Disway-

Tak sampai dua menit, kami tiba di depan rumah Suhadak. Pagar depannya terkunci. Namun, ada mobil yang terparkir di garasi. 

Mistar bertanya ke tetangga sekitar. Apakah benar itu rumah Suhadak, sang pemilik Hotel Chandra? Ke mana penghuninya?

Rupanya benar. Namun, para tetangga tak tahu ke mana sang pemilik rumah berada. Mistar berteriak agak kencang karena rumah itu berada di pinggir jalan raya. ”Assalamualaikum, permisi,” katanya berkali-kali.

Lima menit kami menunggu di depan pagar. Tak ada respons sama sekali. Kami mulai menunggu di seberang. Rupanya pintu loteng rumah itu terbuka. Seharusnya ada orang di dalam.

Mistar kembali menyeberang. Ia ulangi lagi salamnya. Berkali-kali. Kali ini lebih kencang. Ia mengetuk pagar besi itu dengan kunci sepeda motor. Tetap tidak ada respons.

Kami mulai pesimistis. Mungkin kami harus datang lain waktu. Saat hendak menuju ke sepeda motor, pintu rumah terbuka. Seorang perempuan paruh baya muncul perlahan. ”Ada apa, Mas?” tanya dia.

Sumber: