Kantuk dan Malapetaka di Jalan Raya

Kantuk dan Malapetaka di Jalan Raya

--

Selama aktivitas fisik yang diawali pada saat seseorang bangun tidur di pagi hari, akan diikuti kenaikan hormon stres. Tekanan darah juga meningkat secara signifikan.

Sebaliknya, ”jam biologi” tubuh juga akan terpengaruh, pada saat terbenamnya matahari hingga malam hari. Hormon lainnya, yaitu melatonin, berperan penting melatar belakangi mekanisme istirahat ini.

Tubuh manusia seolah ”diinstruksikan” untuk memperlambat aktivitas motoriknya dan bersiap menuju tidur. Selain faktor hormon, irama sirkadian seseorang dipengaruhi juga faktor kebiasaan.

Pekerja shift malam bisa memiliki ”jam biologi” yang berbeda dengan individu lainnya. Demikian pula seseorang yang telah  terbiasa bangun malam hari untuk beribadah. 

Mekanisme faali yang mengatur homeostasis antara aktivitas fisik dan istirahat/tidur, bertujuan memelihara proses berpikir. Dengan kata lain, istirahat atau tidur bersifat restorasi , agar kualitas intelektual individu dapat dipulihkan kembali.

Keseimbangan proses biologi ini juga dimediasi oleh beberapa mediator kimiawi pada susunan saraf pusat/otak. ”Memaksakan” aktivitas fisik pada saat mengantuk atau pada situasi yang melelahkan, bisa berdampak merugikan. 

Daya konsentrasi akan menurun yang berujung pada tingkat ketelitian yang berkurang. Respons terhadap situasi sekitar juga menjadi lambat. Tidak jarang memicu gangguan pada stabilitas kendali emosi.

Hal ini tentunya juga menimbulkan risiko meningkatnya kesalahan dalam mengambil suatu keputusan. Mengemudikan kendaraan di jalan raya, memerlukan pengambilan keputusan yang tidak boleh keliru. 

Penyebab Kantuk

Banyak faktor yang melatar belakangi seseorang menjadi mengantuk. Bisa bersifat fisiologis. Namun ada pula yang dikaitkan dengan faktor penyakit sebagai penyebabnya. 

Pola hidup atau kebiasaan sehari-hari sangat memengaruhi waktu tidur seseorang. Sesuai alur irama sirkadian yang normal, kurang tidur di malam hari, bisa berdampak merugikan. Konsentrasi menjadi terganggu pada saat terbangun untuk memulai aktivitas.

Durasi tidur seseorang umumnya bersifat individual. Tidak hanya soal kuantitas, kualitas tidur pun lebih menentukan kemampuan kognitif dan stabilitas mental pada saat beraktivitas. 

Konsumsi kopi yang berlebihan dan alkohol dapat memicu gangguan tidur. Pada saat terbangun, justru terasa mengantuk. Rasa cemas, stres dan gangguan emosi, bisa menimbulkan rasa kantuk dan gangguan konsentrasi saat mengemudikan kendaraan.

Ada fenomena yang disebut dengan highway hypnosis. Kejadian ini sering dialami oleh seorang pengemudi di jalan bebas hambatan. 

Rasa kantuk bisa diinduksi oleh pemandangan sekeliling yang monoton. Suara bising kendaraan yang bersifat konstan (white noise), bisa berefek ”menenangkan” dan memicu kantuk. Perasaan bosan dapat juga menimbulkan masalah yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: