Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Because You are Indonesian (12)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Because You are Indonesian (12)

Peta Indonesia di dinding rumah Ana Maria di Citraland Surabaya. Di ruang tamunya terdapat Olvi Jasinta dan wartawan magang Harian Disway Lady Khairunnisa, Selasa 2 Agustus 2022.-Miftahul Rozaq/Harian Disway-

Pembuat logo Mijn Roots, Olvi Jasinta Mokalu, bertanya. Mengapa Harian Disway mau mengangkat kisah anak-anak adopsi yang sedang mencari orang tua kandungnya? Sampai berseri-seri. Apa pentingnya?

Pertanyaan itu dia ucapkan dalam pertemuan di rumah pendiri Yayasan Mijn Roots Ana Maria, Selasa, 2 Agustus 2022, di Eastwood CitraLand. Pagi itu Olvi baru saja selesai diwawancarai Bob Schellens untuk proyek film dokumenternya.

Olvi memakai daster batik cokelat. Rambutnyi panjang. Kulitnyi putih, tubuhnyi lumayan tinggi. Matanyi pun sipit. Khas perempuan Manado

BACA JUGA: Buku Tua itu Masih Tersimpan

Coba tanya di Google, mengapa perempuan Manado cantik-cantik. Termasuk mereka yang tinggal di pesisir pantai. Berbagai media mengulasnya. Mungkin Anda juga sudah tahu alasannya.

Olvi lahir 23 Oktober 1975 di Langowan. Jaraknya 60 kilometer dari ibu kota Sulawesi Utara: Madano. Ditempuh lewat jalur darat melewati Danau dan Gunung Tondano yang menawan itu.

Di usia setahun, Olvi diadopsi pasangan Belanda. Kisahnyi sangat kompleks. Orang tuanyi dipaksa merelakan Olvi untuk dibawa ke Eropa. Olvi menjalani kehidupan yang sangat pedih di Belanda. Sangat menyakitkan tercerabut dari ”akar”.

Pencarian lebih dari 30 tahun dilakukan. Olvi telah menemukan keluarganyi di Langowan pada 2001. Seusai wawancara dengan Bob, dia juga terbang ke Manado, lalu ke kampung halamannyi.


Olvi Jasinta berfoto dengan sang ayah, Erens Mokalu pada 2001. -Dok Olvi Jasinta-

Nama ayahnyi Erens Mokalu dan ibunyi Kori Wungkar. Keduanya sudah tiada. Sang ibu sakit parah dan meninggal saat usia Olvi belum genap tiga bulan. Ibunyi tiada ketika orang-orang merayakan tahun baru: 1 Januari 1976. Saat itulah drama adopsi tersebut dimulai. Sang ayah juga meninggal karena usianya sudah senja.

Di pertemuan itu, kami belum mendapatkan kisah dari Olvi secara lengkap. Hari itu kami fokus mewawancarai Bob Schellens yang mencari ibu kandungnya di Surabaya. Setelah mengulas kisah Bob sebanyak sebelas seri, saya mewawancarai Olvi secara khusus. Lewat Zoom meeting karena Olvi sudah pulang ke Belanda.

”Olvi sudah bertemu orang tuanya. Namun, pencarian tidak berhenti,” bisik pendiri Mijn Roots Ana Maria yang menjadikan rumahnyi sebagai markas anak-anak adopsi dari Belanda. 

Olvi terus menggali kisahnyi setiap ke Langowan. Setiap pergi ke Indonesia, dia selalu mendapat fakta baru tentang kisah hidupnyi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: