Kemenhub Tunda Kenaikan Tarif Ojol Lagi

Kemenhub Tunda Kenaikan Tarif Ojol Lagi

Aksi driver ojol pada unjuk rasa-BOY SLAMET-Harian disway

“Kalau konsumen, saya rasa sudah paham. Apalagi sebentar lagi BBM ikut naik,” jawab Daniel. Ia optimistis para konsumen bisa menerima kenaikan tarif itu. Jumlah pesanan tidak akan merosot. Mengingat, kata Daniel, ojol sudah menjadi kebutuhan utama sehari-hari, terutama masyarakat kelas menengah.

Namun, argumen Daniel terbantahkan oleh hasil penelitian dari Research Institute Socio-Economic Development (RISED). Riset tersebut melibatkan 1.000 responden di wilayah Jabodetabek, Jawa, Bali, Sumatera, dan lain-lain.

Apabila tarif ojek daring tetap naik sesuai Kepmenhub No. 564/2022, maka 53,3 persen responden menyatakan akan kembali menggunakan kendaraan pribadi. Bahkan, sebanyak 73,8 persen responden ingin kebijakan tarif minimum ini dikaji ulang.


Pengunjuk rasa pada demo di Surabaya, 24 Agustus 2022.-BOY SLAMET-Harian disway-

Dari 73,8 persen responden yang ingin kebijakan tarif minimum dikaji ulang itu, lebih dari separo merupakan kelompok masyarakat menengah ke bawah di wilayah Jabodetabek.

Memang, pada riset itu juga disebutkan bahwa responden dari Jabodetabek paling banyak menolak kenaikan tarif baru. Jika ada tambahan biaya, responden hanya bersedia memberikan maksimum sebesar Rp 1.500 per hari atau sekitar 4 persen dari total pengeluaran untuk ojol saat ini. 

Riset tersebut dilakukan pada 19 hingga 22 Agustus 2022 melalui daring. Responden merupakan pengguna aktif aplikasi ojol dalam satu bulan terakhir. Lokasi survei dilakukan di sembilan wilayah yaitu Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Palembang, serta Makassar. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: