Wajah Baru Kya-Kya Reborn yang Akan Dibuka; Area Diperkecil, Rute Melingkar

Wajah Baru Kya-Kya Reborn yang Akan Dibuka; Area Diperkecil, Rute Melingkar

Gerbang timur Jalan Kembang Jepun yang bernuansa arsitektur Tiongkok.-Boy Slamet-Harian Disway-

Kelahiran baru kampung wisata pecinan itu dibidani oleh tiga dinas sekaligus. Pertama, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) sebagai pengelola. Sisanya, pengerjaan infrastruktur dan dekorasi oleh dua dinas. Yaitu Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP), juga Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH).

 

Pantauan Harian Disway, sore kemarin, Jalan Karet sudah penuh dekorasi khas Tionghoa. Sebanyak 60 lampion sudah tergantung menghiasi langit-langit jalan. Tertata rapi, melintang dari barat ke selatan.

 

Begitu juga dengan trotoar, sudah dipasang puluhan penerangan jalan umum (PJU). Gayanya mirip trotoar di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Namun, tidak dicat hijau. Melainkan warna khas, yakni kombinasi merah dan kuning. 

 

Ya, Jalan Karet itu akan menjadi salah satu rute baru area Kya-Kya Reborn. Sebab, rencananya akan ada destinasi tambahan yang diandalkan di sana. Yakni tiga Rumah Abu yang cukup legendaris.

Ornamen naga di gerbang Kya-Kya Jalan Kembang Jepun.-Boy Slamet-Harian Disway-

 

Konsep Kya-Kya Reborn memang sama sekali beda dengan 19 tahun silam. Bahkan, kini hanya menyediakan pintu masuk tunggal. Yakni di gerbang naga sebelah barat dekat Jembatan Merah. 

 

“Jadi, rutenya tidak seperti dulu. Sekarang, kami bikin melingkar,” kata Kepala Bidang Pariwisata Disbudporapar Surabaya Farah Andita Ramadhani kepada Harian Disway, Rabu, 31 Agustus 2022.

 

Setelah melewati gerbang, pengunjung bisa memarkir kendaraan mereka ke Jalan Kalimati Kulon. Jaraknya hanya sekitar 150 kilometer dari gerbang. Itu untuk kendaraan apa pun termasuk mobil.

 

Jika pengunjung membeludak, tempat parkir alternatif juga telah disediakan. Yakni di lahan yang biasa digunakan untuk parkir mobil-mobil pergudangan di Jalan Kalimalang. Lokasinya berhadapan dengan ujung selatan Jalan Kalimati Kulon.

 

Baru setelah itu, pengunjung bisa menikmati destinasi utama street food. Cuma, areanya tak sepanjang Kya-Kya lama. Tidak sampai ke gerbang naga sisi timur seperti dulu.

 

Jumlah stan yang meramaikan pun lebih sedikit. Hanya 50 stan UMKM. Tertata di berhadap-hadapan hingga ke perempatan Jalan Slompretan.

 

Itu memang bagian dari konsep baru dari Pemkot Surabaya. Bahwa Kya-Kya Reborn tidak hanya mengandalkan street food. Tetapi, juga tambahan destinasi lain.

 

Maka area street food diperkecil. Namun, tetap mempertahankan tema yang sesuai dengan kampung pecinan. Agar nuansa lama tetap terasa. 

 

Setelah cukup puas jajan makanan jalanan itu, pengunjung bisa beranjak ke Jalan Slompretan. Areanya juga disterilkan dari kendaraan bermotor. “Di sana nanti ada pull wisata becak,” lanjut Farah.

 

Ya, pengunjung bisa menikmati Kya-Kya Reborn dengan naik becak. Sudah disediakan 10 becak yang akan mangkal di sana. Rute becak itu pun sama dengan rute para pejalan kaki. Dari Jalan Slompretan lurus ke selatan, lalu belok kanan ke Jalan Cokelat dekat Klenteng Hok An Kiong, ke kanan lagi melalui Jalan Karet hingga tiba di gerbang naga barat.

Areal Kya-Kya Reborn-Ilustrasi: Rozi-Harian Disway-

 

“Sekarang masih banyak PR yang harus segera dikerjakan,” ucap Kepala Bidang Bangunan Gedung DPRKPP kota Surabaya Iman Krestian Maharhandono. Terutama saluran air di sepanjang Jalan Kembang Jepun yang masih banyak sumbatan. Tentu oleh sampah-sampah yang selama ini mengendap.

 

Sebab, pengelolaan sampah di kawasan itu begitu buruk. Para pedagang masih banyak yang suka buang sampah sembarangan. Tentu menjadi salah satu pekerjaan terberat. Bahkan, Iman mengirim 10 truk untuk mengangkut sampah setiap pagi.

 

Sore kemarin pun masih terlihat banyak tutup selokan yang terbuka. Di sampingnya, karung-karung putih berisi sampah itu ditumpuk. “Itu yang bikin mati saluran airnya selama ini,” ujar arsitek jebolan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya itu.

 

“PR” lain yang juga menanti adalah di Jalan Slompretan. Jalan yang cukup sempit itu tentu perlu dibersihkan. Sebab, selama ini menjadi pusat aktivitas mobil mengangkut barang-barang dari gudang. “Kalau Jalan Karet sudah bersih. Dekorasi dan PJU juga sudah lengkap. Tinggal beberapa ornamen lagi,” ungkapnya. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: