Oerip Indonesia Memboemi di Eropa, Dian Oerip Gelar Fashion Show dalam Tarian Nusantara

Oerip Indonesia Memboemi di Eropa, Dian Oerip Gelar Fashion Show dalam Tarian Nusantara

Dian Oerip (tengah) desainer Oerip Indonesia yang berkeliling ke Eropa untuk mengenalkan wastra Nusantara bersama para model dan penari yang terlibat dengannya. --

WINA, HARIAN DISWAY - Berkeliling Eropa dalam acara bertema Oerip Indonesia Memboemi di Eropa, Dian Oerip mempromosikan busana wastra Nusantara di Wina, Austria. Berkolaborasi dengan para diaspora Indonesia di Eropa. Di antaranya penari Kadek Pusparini dan Joko Sudibyo.

Sejak Mei 2022, Dian Oerip getol mempromosikan produk-produk busananya ke berbagai negara di Eropa. Teknik promosi di antaranya menggunakan sarana seni pertunjukan tari. 

Seperti yang ia lakukan di Paris pada Mei lalu. Berkolaborasi dengan Kadek Pusparini, warga Indonesia yang tinggal di Paris, serta Maria Yessy Kristanti, warga Indonesia yang tinggal di Slovakia. Keduanya Dian Oriep Lovers atau pecinta busana-busana kreasi Dian. 
Dua model mengenakan produk kain wastra Nusantara dari Oerip Indonesia karya Dian Oerip. -ORIEP INDONESIA untuk Harian Disway-

Ketika mengetahui desainer idolanya itu tengah berkeliling Eropa, kedua penari itu mengajak Dian bekerja sama. Bertiga mementaskan tari sekaligus menggelar fashion show dengan mengenakan busana wastra Nusantara karya Dian di Universitas Paris Nanterre. 

Kegiatan Dian itu merupakan salah satu agenda Oerip Indonesia Membumi di Eropa. Dengan cara itu, Dian membumikan kain dan busana Nusantara yang kian hari kian digemari oleh masyarakat internasional karena keunikan dan sisi artistiknya. 

Dalam pementasan kolaborasi pertama berjudul Mollo, Dian memeragakan busana kreasi dengan iringan musik dan tari. ”Setelah pementasan di Paris itu, saya lanjutkan berkeliling Eropa untuk promosi dengan tim. Memeragakan busana di Budapest, Hungaria, Bratislava, dan Slovakia,” ujar Dian.

Terakhir Dian tampil dalam acara tahunan Hoffest yang digelar di Wina, Austria pada 3 September. Mementaskan tari kreasi dan perpaduan musik serta peragaan busana yang dbawakan lima model lintas negara yang diajaknya. Indonesia, Austria, Kroasia, Brazil, Italia, dan Slovakia. 
Seniman tari Kadek Puspasari dan Joko Sudibyo yang berkolaborasi dengan Dian Oerip dalam Oerip Memboemi di Eropa.

Untuk kedua kalinya, Dian mengajak Kadek dan Yessy. Yessy dan Baharudin Kevin Pratyaksa -warga Indonesia yang bekerja di Slovakia- didapuk menjadi model. Sementara Kadek menari bersama Joko Sudibyo di ruang terbuka im Raimunhof Mariahilfest 45, 1060, Wina. Penggarapan musik dikerjakan oleh musisi Bossye Nursanto.

Seperti biasa, koleksi Oerip Indonesia yang disajikan dalam busana ready to wear itu terbuat dari wastra Nusantara. Khususnya kain tenun terbaik dari berbagai wilayah Indonesia. Keindahan dan kekuatannya terletak pada kecantikan paduan dua hingga tiga kain tenun dalam sebuah busana. 

Bahkan sebagian tenun dapat dibilang langka, berusia tua, dan unik. ”Dibuat oleh para master penenun yang meliputi tenun Maumere, Umalulu Melolo Sumba, Dayak, Songket Bali, Manggarai, Gringsing Bali, serta tenun Sumba dengan motif peta Nusantara,” ungkapnya.

Dalam tari topeng, Kadek dan Joko tampil mengenakan topeng emas ala Jawa. Keduanya berjalan ke tengah-tengah penonton dan saling berinteraksi lewat gerak. Kadek tampak anggun berselempang kain tenun Sukomandi, asal Mamuju, Sulawesi Barat. 

Warna yang dihasilkan dominan cokelat kemerahan. Motif dekoratif paduan bidang-bidang trapesium panjang yang saling terkait. Cermin kedekatan sosial antar warga penghasil tenun tersebut. ”Kain itu bermakna hubungan kekeluargaan yang erat. Pewarna yang digunakan berasal dari buah mengkudu,” ujar penari 43 tahun itu.

Sedangkan Joko mengenakan kain Dayak Iban. ”Bahan pewarna kain tersebut berasal dari akar mahoni. Kain Dayak Iban yang saya tampilkan kali ini bermakna kedekatan antara manusia dengan Tuhan,” ungkap pemilik nama asli Dian Erra Kumalasari itu.
Aksi Joko Sudibyo yang menawan dengan mengenakan kain Dayak Iban, produk Oerip Indonesia.

Konon, tiap kain yang dibuat warga Dayak diilhami dari mimpi. Jika pengrajin tenun bermimpi tentang spiritualitas, maka mereka akan merajut kain dengan motif dekoratif khas Dayak, seperti yang dikenakan Joko. ”Jika mereka bermimpi tentang kebersamaan, maka kain yang dibuat bertema sama. Mereka akan menenun ketika telah diilhami oleh mimpi,” ujarnya.

Sumber: