Meninggalnya Dua Pilot Andalan TNI-AL di Selat Madura: Menjadi Yatim sejak di Dalam Kandungan
UPACARA MILITER dalam pemakaman dua personel TNI AL yang gugur dalam tugas di Selat Madura.-Humas Koarmada II-
SURABAYA, HARIAN DISWAY- REZEKI, jodoh, dan umur adalah misteri. Termasuk sejumlah rencana manusia yang hanya sebatas rencana. Tuhan-lah yang menentukan segalanya. Termasuk nasib anak dalam kandungan Vriliandia Iranoza. Harus menjadi yatim sejak dalam kandungan. Ayahnya meninggal sebelum si bayi lahir.
-----
VRILIANDIA Iranoza adalah istri Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady. Tinggal hitungan minggu anaknyi akan lahir. Usia kandungannyi sudah masuk di bulan kedelapan. Sayang, Tuhan ingin perwira balok dua itu pulang terlebih dahulu. Tanpa harus menunggu kehadiran sang buah hati yang telah lama dinanti.
Padahal, menggendong sang buah hati ketika lahir ialah mimpi sang perwira muda itu. Wajar saja, Judistira baru saja menikah. Sekitar setahun yang lalu. Mimpi itu kini yang terbayang di benak Vriliandia. Terlihat, sesekali perempuan itu mengusap-usap perutnyi. Lalu, membasuh air matanyi.
Tidak terbayang rasa duka yang dirasa Vriliandia. Dia harus menambah sakit yang berlipat. Dengan mengenakan baju serbahitam, dia datang ke proses pemakaman suaminyi. Tetesan air mata pun tak pernah berhenti keluar dari kelopak matanyi.
Ketika itu, dia didampingi keluarganyi. Di sekitarnyi juga terlihat istri Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti. Yakni, Imas Meilani. Mereka berada di dalam satu terop yang dilapisi kain putih dan biru.
Keluarga korban kecelakaan pesawat itu bersama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono. Pemakaman digelar secara militer. Lengkap dengan tembakan kehormatan ke udara.
Para personel TNI-AL yang melepas dua prajurit kebanggaan itu mengenakan seragam serbaputih. Rapi dan gagah. Beberapa di antaranya juga membawa senjata laras panjang. Di hadapan para prajurit TNI-AL itu, sudah tersedia dua liang lahad tempat dua personel terbaik satuan TNI penjaga perairan Republik Indonesia akan beristirahat panjang.
Judistira Eka Permady dan Dendy Kresna Bhakti merupakan dua awak pesawat G-36 Bonanza T-2503. Pesawat itu jatuh di Selat Madura ketika sedang melaksanakan latihan rutin bersama Kapal Republik Indonesia (KRI).
Dua peti jenazah pun datang. Dibalut dengan bendera Merah Putih. Dua peti itu diletakkan di atas bangku yang dijejer di depan makam. Sekitar pukul 09.30 upacara pemakaman dimulai. Upacara dipimpin Komandan Pusat Penerbangan TNI-AL (Danpuspenerbal) Laksda Dwika Tjahja Setiawan.
Seusai upacara, anak dan istri kedua perwira itu mendatangi makam. Mereka menaburkan bunga di atasnya. Itu setelah Laksamana TNI Yudo Margono yang mengawali menabur bunga untuk pusara dua anak buahnya.
Lalu, taburan bunga diikuti keluarga dan para personel lainnya. Tampak jelas kesedihan di keluarga kedua anggota itu. Wajah lesu terpancar dari wajah mereka. Termasuk Vriliandia yang beberapa kali menyeka air matanyi.
Laksamana TNI Yudo Margono mengucapkan belasungkawa kepada keluarga. Perwira bintang empat itu juga menyampaikan penghormatan terakhir yang mewakili keluarga besar TNI.
Ia pun mengatakan bahwa Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menaikkan satu pangkat untuk setiap prajurit yang gugur itu. Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady akan naik menjadi kapten dan dari Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti akan menjadi lettu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: