Cheng Yu Pilihan Founder Duta Taichi Indonesia Toni Liono

Cheng Yu Pilihan Founder Duta Taichi Indonesia Toni Liono

Cheng Yu Toni Liono--

TONI Liono tak mau menyakiti perasaan orang. Founder Duta Taichi Indonesia ini ingin selalu "爱人以德" (ài rén yǐ dé): mencintai orang dengan kebaikan budi pekerti. Ia mungkin penikmat filsafat Konfusianisme, yang menekankan pentingnya welas asih (仁 rén).

Bagi filsuf agung Konfusius, seseorang baru bisa disebut memiliki sifat welas asih kalau "己欲立而立人, 己欲达而达人" (jǐ yù lì ér lì rén, jǐ yù dá ér dá rén). Yang terjemahan bebasnya kira-kira: "Ketika dirinya ingin meroket, maka juga mengusahakan orang lain agar turut meroket; ketika dirinya ingin maju, maka juga mengusahakan orang lain agar ikut maju."

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua Yayasan Senopati Chandra Wurianto: Shu Tu Tong Gui

Orang yang demikian, masih menurut Konfusius, dalam pikiran dan perbuatannya sudah terpatri prinsip "己所不欲, 勿施于人" (jǐ suǒ bù yù, wù shī yú rén): apa yang tidak engkau kehendaki lakukan pada dirimu, jangan engkau lakukan pada orang lain. 

Misalnya, bila tidak rela dikibuli, ya jangan mengibuli. Jika sakit manakala dikhianati, ya jangan mengkhianati. Sesimpel itu.

Masalahnya, watak manusia zaman kiwari (atau mungkin memang sudah sejak dulu?), senang melihat yang lain susah, susah melihat yang lain senang. 

Makanya Plautus, sastrawan Yunani kuno, dalam karyanya, Asinaria, mengecap, "Lupus est homo homini, non homo, quom qualis sit non novit" (bagi manusia lainnya, manusia lebih merupakan serigala daripada manusia, apalagi saat ia belum menemukan yang diinginkannya).

Sekarang tinggal pilih: mau jadi serigala, setengah serigala, atau manusia seutuhnya? (*)

 

Sumber: