Kya-Kya Reborn Setelah Dibuka: Kurang Banyak Menu Chinese Food

Kya-Kya Reborn Setelah Dibuka: Kurang Banyak Menu Chinese Food

Pengunjung Kya-Kya Reborn menikmati makanan di meja-kursi cantik.-Julian Romadhon-Harian Disway-

Kota Surabaya cukup heboh dua hari belakangan. Sebab, destinasi wisata Kya-Kya baru dibuka kembali sejak Sabtu malam, 10 September 2022. Hanya dibuka setiap akhir pekan. Tetapi, ada rasa kangen yang belum tertuntaskan.

---

WARGA langsung bernostalgia dengan kampung pecinan itu. Mengingat nyaris 14 tahun Kya-Kya tutup. Tentu, yang paling dirindukan adalah jajanan yang disajikan di area street food.

Datanglah lebih awal. Jika masuk dari gerbang naga sisi barat, pasti bisa dibikin ngiler. Apalagi saat dalam kondisi lapar. Sekitar 17.30 sore, stan makanan di sana sudah sibuk menyiapkan produk yang akan dijual. 

Asap putih masakan pun mengepul dari masing-masing stan. Menguar ke sisi gerbang masuk para pengunjung. Meski jadwal buka pukul 18.00, tapi para pengunjung sudah memenuhi tempat duduk dan meja makan di depan stan, kemarin.

Harga makanan dan minuman cukup variatif. Nasi goreng teriyaki, misalnya, ada yang memasang harga Rp 20 ribu per porsi. Dibungkus dengan kotak styrofoam ukuran medium.

“Kalau bagi saya lumayan, lah, rasanya. Cuma lauknya terlalu sedikit,” kata Yin Tin saat ditemui Harian Disway di meja makan depan salah satu stan nasi goreng. Dia duduk di bangku bekas tong itu. Bersama sang suami, Awi Yanto, dan putranyi.

Warga Kenjeran tersebut memang sengaja datang ke Kya-Kya. Tentu untuk bernostalgia. Mengingat, Tin Yin dan suaminyi dulu cukup sering main ke Kya-Kya lama. Bahkan dia menjadi pelanggan dari beberapa stan makanan.

Misalnya, mi Kembang Jepun yang legendaris itu. Atau beberapa menu lain khas Chinese food. Terutama menu-menu yang berbahan babi. 

“Kalau begini thok, sebetulnya ya sudah biasa karena sering makan,” katanyi sambil menunjuk stan pangsit mi Atom. Kya-Kya kali ini tidak seperti yang dibayangkannyi. Padahal, sejak berangkat dari rumah, dia sudah ngiler untuk mencicipi menu-menu Chinese food.

Tin Yin berharap agar menu chinese food asli bisa dihadirkan kembali. Agar bisa menjadi daya tarik yang kuat. Terutama, katanyi, banyak orang-orang tua Tionghoa yang doyan. “Saya kira memang harus ada biar nggak kecewa. Seperti dulu itu kan memuaskan ya. Tapi, kalau desainnya lebih cantik Kya-Kya sekarang sih,” ujarnyi.

Rasa kecewa yang sama dialami oleh Puan Kinasih. Bocah 10 tahun itu datang bersama orang tuanyi dari Surabaya Barat. Menyayangkan bahwa tidak ada masakan-masakan Chinese food kesukaannyi.

“Harusnya kan ada, katanya kampung pecinan,” katanyi dengan nada polos lantas disambut tawa kedua orang tuanyi. Puan ingin menyantap babi kecap favoritnyi. Sayangnya, tidak ada sama sekali stan yang menjual.

Harian Disway pun menghampiri satu-satu dari 60-an stan makanan itu. Ternyata, menu chinese food yang halal atau makanan khas peranakan juga sangat minim. Hanya ada beberapa, misalnya, hiwan, siomay, Pangsit Mie Atom, ronde, pangsit goreng, dimsum, dan holi kau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: