Rayakan Zhong Qiu Jie di Surabaya. Warga Tionghoa Lebih Memilih Berkumpul
Para pengurus Kelenteng Sam Poo Tay Djien berfoto bersama usai beribadah Zhong Qiu Jie. --
Maka Zhong Qiu Jie identik dengan kebersamaan. Para kerabat dari tempat yang jauh akan datang dan kembali ke rumah keluarga. Semua berkumpul dan menikmati keakraban.
Tak heran jika banyak kegiatan-kegiatan berbau kebersamaan yang dilangsungkan pada 10 September lalu. Seperti UK Petra yang menyelenggarakan temu alumni bertajuk Homecoming atau peresmian kawasan Pecinan Kya-Kya di Surabaya.
Hingga kini warga Tionghoa dalam kepercayaan apa pun tetap merayakan peribadatan Zhong Qiu Jie. ”Selain ucapan syukur, kita beroleh keselamatan sepanjang tahun. Serta yang paling penting adalah kebersamaan,” terang ayah satu anak itu.
Umat Buddha yang tergabung dalam Perkumpulan Doa Bersama (PDB) Lotus tengah khusyuk mengadakan ibadah Zhong Qiu Jie.
Setelah melakukan doa dan pemercikan air suci oleh Banthe Lamnao, umat Buddha dalam PDB Lotus menyelenggarakan ramah tamah dan makan bersama. Tak lupa kue bulan sebagai kudapan khas dibagikan satu per satu pada tiap umat.
Suasana semakin akrab ketika Romo Sunarto, seorang tokoh Buddha PDB Lotus merayakan ulang tahun. Ia memotong kue tart disaksikan Banthe Lamnao. Tak lupa meminta berkat dan doa darinya.
Perayaan Zhong Qiu Jie juga kerap dimanfaatkan bagi para muda-mudi atau mereka yang ingin mendapat jodoh. Karena purnama merupakan malam yang istimewa bagi penguasa perjodohan. Yakni Yue Xia Lao Ren.
Di beberapa kelenteng terdapat hiasan interior berbentuk pohon yang disebut pohon jodoh. Biasanya para pendamba jodoh pada hari Zhong Qiu Jie menggantungkan kertas berisi harapan agar mereka dikaruniai pasangan yang cocok.
”Bagi mereka yang telah berkeluarga dapat pula menggantungkan doa dan harapan mereka dalam pohon jodoh. Berharap kelak dapat menemukan pekerjaan, kesehatan, dan hal baik lainnya,” terangnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: