Pertarungan Ketat Remaja di Kejurnas Wushu Piala Presiden 2022

Pertarungan Ketat Remaja di Kejurnas Wushu Piala Presiden 2022

Shafwaa (Atas) dan Fira (Bawah), dua kontestan remaja-Alfianto Indra Jayadi-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Persaingan Wushu Remaja di Kejurnas Piala Presiden RI 2022 begitu ketat. Para juara Seperti Dyfia Maghfira dan Salwaa Dhana Azalia harus bersaing dengan para jawara dari daerah lain.

--

Dyfia Maghfira (Fira) masih tampak ngos-ngosan. Namun wajahnya tetap ceria. Dia ditemani sang mama di lantai tiga Graha Unesa Surabaya. Lantai tersebut adalah sentra pujasera. Fira memesan air mineral, Kemudian pesan makanan ringan pula. Seusai berlatih tentu stamina sedikit berkurang. "Tapi saya semangat kok," ucap Fira dengan ceria.

Fira bertanding dalam kategori Changquan dalam ajang Kejuaraan Nasional Piala Presiden RI Wushu 2022. Yakni seni wushu menggunakan tangan kosong. Semangatnya memang tinggi. Sesuai dengan semangat remaja yang sedang bergelora.

Dia menunjukkan bekas luka sayatan kecil di keningnya. Kemudian bekas luka serupa di tangan kiri. "Ini kenang-kenangan waktu saya dulu berlatih pedang. Kesabet. Kalau di tangan ini pernah dijahit meski cuma sedikit," ujar kontestan 17 tahun itu. Berlatih wushu memang berat. Keseleo dan memar adalah hal biasa. Apalagi ketika melakukan gerak-gerak akrobatik yang sulit.

Menghadapi kejuaraan nasional, Fira mengaku telah berlatih serius selama dua minggu. Satu hari jelang pertandingan pun dia melakukan latihan sembari menjajal lapangan pertandingan. "Saya mewakili Jawa Timur. Termasuk ikut tim wushu senior. Saya berlatih metode Changquan atau tangan kosong utara," ungkapnya.

Fira pernah menjadi juara 1 Kejuaraan Wushu tingkat Provinsi. Tepatnya pada bulan Agustus tahun 2022 lalu. Pengalaman itu sangat berharga baginya. Terutama untuk membentuk mentalnya saat bertanding kali ini.

Selain Fira, terdapat remaja lain. Yakni Salwaa Dhana Azalia. Jika Fira bertanding dalam kategori Changquan, Salwaa mengikuti kompetisi kategori Taijijian, atau berwushu sembari memainkan pedang.

Tampak, pedang yang digenggamnya cukup lentur. Meski tak tajam, namun bila terkena lecutannya sedikit saja, bisa menimbulkan luka. Seperti yang dialami Fira.

"Dalam kompetisi ini saya mewakili DKI Jakarta. Saya telah berlatih dengan serius dalam dua minggu terakhir. Kalau ditanya soal yakin atau tidak, saya 100 persen yakin akan menang!," ujarnya. Selama menekuni wushu, Salwaa pernah menuai prestasi sejak tahun 2021. Baik skala nasional maupun internasional.

Dia pernah menjadi juara 1 dalam kompetisi internasional dua kategori sekaligus. Pertama, Taijiquan. Yakni seni wushu berbasis tangan kosong dan tai chi. Kedua, Taijijian atau wushu dengan menggunakan pedang. "Waktu itu diselenggarakan secara online pada 2021. Saya menyisihkan ratusan kontestan lain," ungkap remaja 15 tahun itu.

Baik Fira maupun Salwaa, keduanya datang dengan semangat tinggi. (Guruh Dimas Nugraha)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: