Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Tiga Saudara Bersatu di Makam Ibu (28)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Tiga Saudara Bersatu di Makam Ibu (28)

Emi, Tim van Wijk, dan Ernes berkumpul di makam sang ibunda di Salatiga.-Sumi Kasiyo for Harian Disway-

Kakak Tim van Wijk masih hidup. Kebohongan yang selama ini ditutup-tutupi bibi Tim akhirnya terbongkar. --Tim bertemu Ernes dan Emy Yuliana. Sama ibu, tetapi beda bapak.

--

Mijn Roots beruntung punya investigator seperti Rudi. Ia gigih, ulet, dan pandai menempatkan diri. Kecerdikannya memanfaatkan situasi membuka tabir rahasia sejarah hidup Tim van Wijk.

 

Tim adalah bungsu dari empat bersaudara. Kakak pertama Tim meninggal saat masih kecil. Rudi menemukan kakak keduanya: Ernes. Juga, kakak ketiga: Emy. Saat menemui sang bibi, Tim mendapat informasi bahwa saudaranya telah tiada. Tidak perlu dicari.

Rudi yang mencari sumber lain akhirnya bisa menghubungi Ernes. Ia memintanya segera datang ke hotel untuk bertemu Tim di hotelnya. Rupanya rumah Ernes sangat dekat dengan tempat tim menginap. Cuma 5–10 menit perjalanan naik sepeda motor.

Kekasih Tim, Sumi Kasiyo, yang ikut dalam pencarian melihat hal tersebut seperti sebuah keajaiban. Rasanya seperti film yang mereka ada di dalamnya. 

Malam itu, pukul 20.00, ketika Tim sudah siap di lobi, dua sosok berjalan dari kegelapan. Seorang lelaki berambut putih berjalan dengan pemuda tinggi kurus. Mereka berhenti tepat di hadapan Tim dan Sumi. Ternyata dialah Ernes yang ditunggu-tunggu itu. Ia datang dengan putranya, Ryan.

Tim menatapnya seolah tidak percaya. Dua saudara yang terpisah selama 45 tahun akhirnya bertatap muka. Suasana agak kikuk, tetapi penuh dengan kekaguman. Mereka kemudian duduk di lobi hotel dan memulai percakapan.

Darinya Tim mendapat sudut pandang lain tentang sejarah hidupnya. Beda versi dengan yang diceritakan sang bibi. 

Rupanya Ernes dan Emy sama-sama tidak dibesarkan ibu mereka. Hubungan dengan sang bibi juga tidak akur. 

Mereka lahir dari rahim yang sama, tetapi dari bapak yang berbeda. Makanya, dalam foto yang dikirimkan Sumi lewat WA, dia menyebutkan bahwa mereka adalah half brother. 


Pertemuan bersejarah Ernes, Emy, dan Tim setelah terpisah selama 45 tahun karena Tim diadopsi ke Belanda.-Dok Tim van Wijk-

Namun, ketiganya punya kesamaan: Rindu dengan sang ibu yang selama ini dirawat sang bibi. Sayangnya, Elya sudah tiada.

Dari obrolan itu, mereka banyak mendapat fakta yang tumpang-tindih. Mereka kecewa bahwa sang bibi menyampaikan kebohongan dengan kedok: ”Ini adalah wasiat terakhir Elya.”

Termasuk kisah bahwa saudari Tim, Emy, sudah mati. Sang bibi juga menuduh Ernes berutang budi kepadanyi. Dan, karena alasan itu, dia sangat kesal dan dengan tegas mengatakan tak tahu di mana Ernes tinggal 

Meski fakta-fakta itu membuat tim emosi, yang jelas malam itu adalah malam bersejarah bagi Tim. Tak terbayangkan sebelumnya bahwa ia bisa menemukan saudara lelakinya yang sudah berusia 50 tahun dengan begitu cepat. 

Mereka lalu mengatur pertemuan dengan Emy di rumah Ernes di kemudian hari. Malam sudah terlalu larut. Tak mungkin mempertemukan mereka bertiga saat itu. 

Tim tak sabar segera bereuni dengan saudara-saudarinya secara lengkap. Keesokan hari, mereka berangkat ke rumah Ernes dengan duo Mijn Roots: Rudi dan Ben.

Sumi ikut senang kekasihnyi bisa reuni dengan saudara kandungnya. Kata Ernes, istrinya sangat mirip dengan Sumi. Sama-sama sosok ceria yang memiliki rambut pendek. 


Tim van Wijk (tengah atas) bersama kakak kandung dan kakak iparnya.-Dok Tim van Wijk-

Saat tiba di rumah Ernes, mereka juga menemui kakak ipar Tim: Agung. Ia suami Emy yang menurut Sumi begitu perhatian yang sangat penyayang.

Pertemuan itu sangat istimewa. Kebahagiaan begitu terpancar dari wajah mereka bertiga ketika berfoto bersama. Malam itu terasa begitu indah. Mereka berencana nyekar bersama ke makam ibu. 

Esok harinya mereka berziarah ke makam yang sudah pernah dikunjungi Tim. Mereka membawakan sekeranjang bunga untuk ditabur di atas makam sang ibu.

Ini adalah kali pertama anak-anak dipertemukan kembali dengan ibu mereka. Suasananya begitu sedih di makam itu. Semua berdoa dan menangis. Trio bersaudara sudah menjadi satu di peristirahatan terakhir sang ibu.

Tiba-tiba drama lain datang. Sang bibi menyusul ke tempat pemakamam umum (TPU) itu. Yang terjadi selanjutnya: Geger gedhen. Ribut. Kacau. (Salman Muhiddin)

Pertengkaran di Makam Ibuku. BACA BESOK!

Sumber: