Umrah dan Kelangkaan Vaksin Meningitis; Harus Segera Produksi Mandiri

Umrah dan Kelangkaan Vaksin Meningitis; Harus Segera Produksi Mandiri

Sayang hingga kini Indonesia belum dapat memproduksi vaksin meningitis secara mandiri. Diharapkan dalam lima tahun ke depan, PT Bio Farma dapat menggandeng perusahaan produsen vaksin asing guna keperluan dalam negeri. --

Misalnya yang terjadi pada saat menunaikan ibadah haji atau umrah. Orang-orang dengan kondisi sistem imun yang kurang sempurna (immunocompromised), lebih berisiko beberapa kali lipat terkena dampak buruk meningitis. 

Situasi geografis yang berdebu dan kering (biasanya terjadi bulan Desember hingga Juni), semakin dapat meningkatkan risiko penularan. Sebaliknya bila musim hujan, kasusnya akan mereda.

Vaksinasi

Vaksinasi meningitis merupakan suatu modalitas yang efektif mencegah paparan bakteri meningococcus. Efektivitasnya dapat mencapai 85 hingga 100 persen. Bakteri ini terdiri dari 12 ”anggota” yang dalam bidang medis disebut dengan serogroups. ”Anggota” yang paling sering memicu terjadinya radang otak, di antaranya diberi kode A,B,C,W,X dan Y. 

Saat ini terdapat tiga jenis vaksin meningitis. Pertama vaksin konyugat polisakarida-protein. Vaksin jenis ini efektif digunakan untuk kepentingan mencegah penularan, terutama bila terjadi wabah (outbreak response). Imunitas yang diinduksinya bisa berlangsung lama. Keunggulannya dapat mencegah terjadinya carrier (pembawa kuman). 

Secara ringkasnya, vaksin jenis ini dapat mencegah terjadinya penularan serta menghasilkan kekebalan kelompok/komunal (herd immunity). Efektivitas proteksinya juga tinggi bila diperuntukkan bagi anak usia di bawah dua tahun. 

Ada beberapa formulasi yang biasanya digunakan. Vaksin monovalen (serogroup A atau C), tetravalen (serogroups  A,C,W,Y) dan dalam bentuk kombinasi (serogroup C dan Haemophilus influenza tipe b/Hib). Hib adalah bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis atau pneumonia (radang paru).

Kedua vaksin yang berbasiskan protein serogroup B. Vaksin jenis ini cukup efektif digunakan pada semua usia. Kekurangannya adalah tidak dapat mencegah penularan sepenuhnya. Dampaknya tidak dapat memicu terbentuknya herd immunity. 

Ketiga adalah vaksin polisakarida. Sangat aman dan efektif digunakan pada dewasa dan anak-anak. Walaupun demikian, tingkat proteksinya relatif rendah, bila diaplikasikan pada bayi. 

Kekurangannya adalah tingkat proteksinya hanya dalam waktu yang relatif singkat, karenanya tidak akan dapat menghasilkan herd immunity. Selain itu, masih bisa menimbulkan carrier bakteri pada individu yang divaksin. Saat ini perannya dalam mengendalikan terjadinya wabah, telah digantikan oleh vaksin konyugat.

Validitas telah dilakukannya vaksinasi meningitis dan beberapa vaksinasi wajib lainnya, dilampirkan dalam ”kartu kuning”. Kartu kuning atau International Certificate of Vaccination (ICV), adalah laporan vaksinasi resmi yang diakui oleh WHO dan dunia internasional.

Kartu tersebut semacam paspor medis yang diperlukan untuk memasuki negara-negara tertentu. Kepentingannya untuk menekan risiko terpapar dan penyebaran  suatu penyakit, pada para pengunjung di suatu negara tujuan.

Ketersediaan Vaksin

Hingga kini Indonesia belum dapat memproduksi vaksin meningitis secara mandiri. Diharapkan dalam lima tahun ke depan, PT Bio Farma dapat menggandeng perusahaan produsen vaksin asing guna keperluan dalam negeri. 

Dengan konsep kerja sama ini, ada keuntungan dalam transfer teknologi pembuatan vaksin meningitis. Nantinya diharapkan teknologi pembuatan vaksin dari hulu ke hilir dapat dilakukan secara mandiri. Selain bisa menghemat devisa negara, vaksin produksi dalam negeri dapat meningkatkan kepercayaan diri bangsa Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: