Alpukat dan Kelapa Hantar SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo Raih Medali Emas WICE

Alpukat dan Kelapa Hantar SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo Raih Medali Emas WICE

Kebanggaan dua tim dua tim SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo yang meraih medal emas dalam ajang World Invention Competition and Exhibition (WICE) di Malaysia bersama dengan pembimbing riset mereka Ali Sofyan.--

Inovasi plastik dari biji alpukat diberi judul Characterization and Analysis of Bioplastics Made from Avocado Seeds Starch with Addition of Glycerol from Used Cooking Oil. 
Senyum tiga siswa SMA Progresif Bumi Shalawat: Bradie Naradithya Rifiyansah, Rizqullah Kukuh Syah Nabiha, dan Aysar Riski Saguna. --

Sedangkan penelitian tentang produk hidrogen dari batok kelapa dan limbah alumunium kaleng diberi berjudul Utilization of Coconut Shell as a Carbon Catalyst in Hydrolisis Reaction for Hydrogen Production. 

Di bawah arahan pembimbing riset Ali Sofyan, untungnya kedua tim SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari. ”Selama mendampingi anak-anak sejak awal merancang penelitian, selalu tekankan untuk punya keyakinan agar berhasil,” katanya.

Nyatanya hal itu bisa diterapkan oleh kedua tim. Dalam presentasi, Bradie, Rizqullah, Aysa menjelaskan dengan detail tentang bahaya sampah plastik. Ketiganya dinilai Ali bisa tampil meyakinkan karena mengusung fakta berdasar data. 

”Kami membawa data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sampah itulah yang dapat menyebabkan pencemaran tanah, polusi dan berdampak pada kualitas hidup manusia,” terang Bradie. 

Usai penjelasan, mereka juga mempraktikkan pembuatan produk plastik dari biji alpukat. Mulai proses ekstraksi hingga membentuk materi dasar. Mereka bahkan mampu membuktikan bahwa inovasinya lebih ramah lingkungan dibandingkan produk yang lain. Sehingga inilah yang menjadi nilai lebih inovasi itu.

Pun dengan Siti, Arranib, dan Leila. Mereka memaparkan bahaya emisi gas dari bahan baku fosil dengan dukungan data yang kuat. ”Saya jelaskan waktu itu bahwa selain global warming, emisi gas dapat berdampak pada kesehatan. Seperti meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, paru-paru, dan lain-lain,” papar Leila.

Akhirnya, kerja keras kedua tim itu berbuah. Pada 29 September 2022 lalu, tim juri WICE mengumumkan bahwa kedua tim yang berlaga itu memenangkan kompetisi. Tak tanggung-tanggung, semua meraih medali emas.

Selain tentu saja sekolah dan keenam siswa-siswi itu, Ali tak bisa menyembunyikan keharuannya. Sebagai pembimbing riset kedua tim, ia bangga Indonesia menjadi harum namanya berkat yang mereka kerjakan. Kemenangan itu bahkan diibaratkan Ali sebagai berlian yang berhasil direngkuh. 

”Semoga ini akan menginspirasi siswa SMA Progfresif Bumi Shalawat Sidoarjo lainnya untuk juga menorehkan prestasi. Juga mendorong pelajar Indonesia yang juga bisa mengambil kesempatan apa pun untuk bisa membuat bangsa ini makin dikenal di negara manca,” pungkas Ali. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: