Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.500

Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.500

Ilustrasi nilai tukar rupiah.-Ricardo/JPNN-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Nilai tukar rupiah kembali tak berdaya melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu, 19 Oktober 2022.  Nilai tukar masih di angka Rp 15.500/USD.

 

Nilainya sempat terkoreksi sebesar 0,1 persen ke Rp 15.480/USD. Namun nilainya melemah pada pukul 11:00 dan sempat menyentuh Rp 15.500/USD. 

 

Inilah angka terendah nilai tukar rupiah sejak 30 April 2020. Atau selama dua setengah tahun pandemi.

 

Melemahnya nilai tukar itu disebabkan oleh penguatan dolar AS secara global. Indonesia juga masih dihadapkan dengan faktor eksternal yang penuh tantangan dan bergejolak.

 

Penguatan dolar masih mungkin terjadi beberapa hari ke depan. Pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan bahwa Fed akan agresif untuk meredam inflasi.

 

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan, Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga acuan di atas 4,75 persen jika inflasi yang mendasarinya tidak berhenti melesat.

 

Keagresifan The Fed diprediksi akan membawa perekonomian AS ke zona resesi. Dampanya tentu melebar kemana-mana. Termasuk Indonesia. 

 

Oleh karena itu, pelemahan rupiah diprediksi akan terus berlanjut hingga ke level di atas Rp 15.500/USD.

 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan, pihaknya terus melakukan intervensi untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah.

 

"Kami terus melakukan upaya-upaya untuk stabilisasi nilai tukar," jelas Perry dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, hari ini, Rabu, 19 Oktober 2022.

 

Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai 5,2 persen tahun ini. Sedangkan tahun depan diprediksi naik 4,6-5,3 persen.

 

Perry juga mengatakan bahwa nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dari rata-rata global: 2,6 persen.

 

“Jadi, pertumbuhan ekonomi kita lebih tinggi dari dunia, bahkan lebih tinggi dari negara berkembang lainnya. Tentu saja kita harus mendorong ekspor, melakukan hilirisasi, dan memperkuat ekonomi kerakyatan," lanjutnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: