Parenting Talk Sekolah Pembangunan Jaya: Peran Ibu 94 Persen dalam Mencetak Anak Menjadi Bintang
Siswa-siswi Sekolah Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo. -SD Pembangunan Jaya 2-
Dalam sebuah penelitian di London, ujar Aisah, saat beristirahat, 70 persen aktivitas elektrik di otak laki-laki tidak berfungsi. Sedangkan pada perempuan, 90 persen aktivitas elektriknya hidup. Sehingga, ketika terjadi sesuatu, perempuan lebih cepat terjaga.
Lalu apa peran Ayah? Peran 5 persen yang dimiliki Ayah, ujar Aisah, sangat vital. Ayah adalah penanggung jawab visi pendidikan. Sejak dini. Ayah harus memetakan ke depan anak akan menjadi apa. Ayah juga wajib menjemput rezeki dan nafkah untuk membiayai pendidikan anak.
"Ibu berfungsi sebagai pelaksana harian karena potensi bicaranya lebih besar, multitasking, serta pandangan matanya lebar," ujarnya.
Ada satu bagian otak yang disebut batang otak. Saat batang otak ini tegang, informasi, pelajaran, atau nasihat hanya akan sampai di batang otak. Dan kemampuan batang otak menyimpan data hanya 1 x 24 jam. Ngantuk, sedih, marah, dan lapar bisa menyebabkan tegangnya batang otak.
Saat batang otak tegang, nasihat apapun tidak akan bertahan lama di benak anak. Solusinya, anak harus dibuat rileks, misalnya dengan mendengarkan curhat. Ini juga berlaku untuk guru. Guru yang disukai murid biasanya yang bisa diajak curhat.
"Satu catatan untuk anak perempuan. Saat anak perempuan cerita, lihat wajahnya. Jangan sambil lihat gadget," kata Aisah.
Aksi siswa Sekolah Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo.
Beda dengan anak laki-laki. Dalam otak anak laki-laki dominan benda teknologi, warna-warni, maupun khayalan. Jangan heran apabila melihat anak laki-laki banyak bermain. Justru saat bermain itulah ia belajar.
Menghadapi anak laki-laki juga unik. Aisah mengambil contoh saat anak laki-laki sedang mengerjakan PR. "Kalau anak bilang lapar, sebaiknya segera diberi makan meskipun tugasnya tinggal satu nomor," jelasnya.
Kemudian, yang tidak kalah penting adalah orang tua harus menstimulasi bakat anak. Bakat ini sering terpendam. Caranya dengan mengikutsertakan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kalaupun anak-anak pindah-pindah ekskul, tidak masalah karena ia sedang mencari bakat dan minatnya.
"Dan juga setiap anak beda komposisinya. Jangan dibandingkan. Ojo dibanding-bandingke, ujarnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: