Dampak Memarahi Anak di Tempat Umum

Memarahi anak di tempat umum dapat merusak harga diri dan hubungan emosional dengan orang tua. --iStock
HARIAN DISWAY - Memarahi anak di depan umum sering dilakukan para orang tua. Dalihnya, sebagai tindakan spontan yang bertujuan untuk menghentikan perilaku tidak pantas.
Namun, kebiasaan itu justru menyisakan luka dalam hati anak. Sekaligus memiliki dampak yang merugikan. Baik bagi anak maupun hubungan orang tua dan anak.
Luka yang Tidak Terlihat
Anak yang dimarahi di tempat umum sering kali mengalami rasa malu. Bukan hanya karena tindakannya dikoreksi, melainkan karena dirinya sebagai pribadi merasa ditolak.
BACA JUGA:Italian Brainrot dan Edukasi Digital untuk Anak
Hal itu menyebabkan anak memiliki perasaan tidak berharga dan mengalami rasa penurunan harga diri.
Apabila hal itu terjadi berulang kali, anak bisa tumbuh dengan gambar diri atau karakter yang negatif, penuh kecemasan, serta menjadi pribadi yang takut mencoba hal-hal baru.
Perilaku Tidak Mampu Menyesuaikan Diri dengan Baik
Respons anak terhadap perlakuan itu bisa muncul dalam bentuk perilaku agresif, pasif, atau pemberontakan.
BACA JUGA:Bila Anak Lihat Tragedi
Mereka bisa meniru pola komunikasi penuh amarah yang ditunjukkan orang tua atau sebaliknya: menjadi pribadi yang tertutup dan takut untuk mengungkapkan pendapat.
Bahkan ada kecenderungan anak belajar berbohong demi menghindari hukuman verbal yang mempermalukan mereka.
Mengapa Orang Tua Marah?
Kemarahan orang tua sering kali bukan semata-mata karena perilaku anak. Melainkan hasil dari kelelahan, stres, atau tekanan sosial.
BACA JUGA:Tanoto Foundation: Kiat Nola B3 Dampingi Anak Masuk PAUD
Tatapan menghakimi dari orang-orang di sekitar membuat orang tua terdorong untuk menunjukkan bahwa mereka “berwenang” untuk memarahi. Meskipun dengan cara yang menyakiti anak.
Solusi yang Dapat Dilakukan
- Dengarkan sebelum mengoreksi: Anak lebih terbuka pada arahan jika merasa dihargai dan didengarkan.
- Tegas namun empatik: Tetap tegas pada batasan, tapi dengan bahasa dan sikap yang hormat.
- Berikan konsekuensi yang logis, bukan hukuman: Kesalahan anak dijadikan momen belajar, bukan momen mempermalukan.
- Mengajarkan anak memecahkan masalah: Anak diajak memecahkan masalah dan bertanggung jawab.
BACA JUGA:Tidak Mau Nikah Muda Bukan Berarti Trauma: Menantang Narasi Hidup Ideal ala Orang Tua
Strategi Praktis Menerapkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber