Optimalisasi Pajak Solusi Hadapi Resesi
Kepala Perwakilan Kemenkeu Jatim John Hutagaol (tiga dari kiri) bersama para pembicara dan tokoh yang hadir dalam seminar pajak antara lain: Mardiasmo (enam dari kiri), Dahlan Iskan (tujuh dari kiri), dan Indah Kurnia (delapan dari kiri). -Boy Slamet-Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kondisi global masih menghadapi tantangan berat. Seperti potensi resesi, isu geopolitik, risiko stagflasi, pengetatan moneter (teragresif sejak 1980), dan volatilitas komoditas global. Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan seminar yang bertajuk Optimalisasi Kinerja Penerimaan Pajak Jawa Timur Melalui Kepatuhan Wajib Pajak.
Talkshow itu merupakan kolaborasi serta sinergi dari Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur. Diselenggarakan secara Hybrid di Aula Kanwil DJP Jawa Timur I. Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Timur sekaligus Kepala Kanwil DJP Jawa Timur I John Hutagaol mengatakan, kegiatan seminar ini bertujuan memberikan pemahaman terus menerus tentang kontribusi wajib kepada negara. Hal itu dilaksanakan oleh wajib pajak sesuai undang-undang yang sangat penting.
“Kepatuhan wajib pajak menjadi solusi untuk optimalisasi penerimaan pajak dan amplifikasi kebijakan pajak yang digulirkan, sehingga wajib pajak semakin mengerti bahwa fungsi pajak tidak semata mata untuk mengumpulkan penerimaan,” kata John dalam sambutannya, Jumat, 21 Oktober 2022.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Komite Pengawas Perpajakan dan Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI Profesor Mardiasmo, Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia, dan Founder Harian Disway Dahlan Iskan.
Sedangkan untuk narasumber dihadiri Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur II Takari Yoedaniawati, Partner of Fiscal Research and Advisory DDTC Bawono Kristiaji, Pendiri Podo Joyo Masyhur Teguh Kinarto, dan Ketua IAI KAPj Wilayah Jawa Timur Elia Mustikasari.
Optimisme pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut, didorong konsumsi masyarakat dan kinerja ekspor. Namun, tren peningkatan risiko global dan peningkatan inflasi (domestik) yang berasal dari kenaikan harga energi dan pangan global perlu terus diwaspadai. Di tengah risiko ketidakpastian global yang eskalatif, peran APBN sebagai shock absorber perlu dijaga agar tetap berfungsi optimal. Kinerja APBN bulan Agustus terjaga, ditopang kinerja pendapatan yang baik dan belanja yang tumbuh positif. Ketangguhan APBN berperan utama menopang konsolidasi fiskal 2023.
Dewan Nasional IAI Profesor Mardiasmo mengatakan, sudah saatnya merangkul dan memberikan afirmasi kepada UMKM, sehingga pertumbuhan ekonomi terus berjalan. “Usaha kecil kelas menengah ini ditopang dari kelas micro. Jadi kita harus berikan fasilitas, pajaknya juga sangat rendah, hanya 0,5 persen dari omzet. Sehingga perlu ada sinergi kita bersama,” ujarnya.
Menurutnya akses penandaan harus menjadi aman, nyaman, dan murah. Pihaknya juga mendirikan Kantor Jasa Akuntan (KJA), di sana para pengusaha UMKM dibantu dengan memberikan laporan dan administrasi. (Yusuf Dwi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: