Enam Tersangka Kanjuruhan Ditahan
Security Officer Arema FC Suko Sutrisno memasuki gedung Dit Reskrimum untuk pemeriksaan tragedi Kanjuruhan, 24 Oktober 2022.-Boy Slamet-
Ia menceritakan, awal masuk, pasien tersebut langsung ditempatkan di HCU RSSA. Pasalnya, tim medis menilai, pria tersebut masuk kategori luka berat. Setelah itu, langsung dilakukan tindakan CT scan. Dari pemeriksaan tersebut, ditemukan pembengkakan otak (edema cerebri).
Selain itu, ditemukan hematosinus sphenoidalis kiri, patah tulang pada dinding inferior sinus sphenoidalis kiri. Pun, hasil foto toraks, juga ditemukan infeksi paru (pneumoni) terhadap korban. Kondisi pasien sempat mengalami penurunan pada 4 Oktober 2022.
Akhirnya, tim medis memindahkan pemuda itu ke ruang ICU. Di sana, tim medis memasangkan ventilator kepada Farzah. Dua hari sebelum tutup usia, kondisi Farzah sempat membaik. Akhirnya ventilator itu dilepas. Bahkan, pasien itu kembali dipindahkan ke ruang HCU infeksi.
”Kondisinya kembali menurun pada 23 Oktober 2022. Ia (Farzah) kembali ke ruang ICU. Karena kondisinya kian menurun. Sampai akhirnya di hari yang sama pukul 22.50, pasien itu dinyatakan meninggal dunia,” terangnya.
Hingga saat ini, masih ada empat korban tragedi Kanjuruhan yang menjalani perawatan. Tiga orang dirawat di RSSA dan satu dirawat di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: