Sejarah Halloween dan Perdebatan Halal Haram di Arab Saudi

Sejarah Halloween dan Perdebatan Halal Haram di Arab Saudi

Perayaan Halloween di Arab Saudi Kamis dan Jumat, 27-28 Oktober 2022 menuai pro dan kontra.-Arab News-

RIYADH, HARIAN DISWAY - Perayaan Halloween di Arab Saudi Kamis dan Jumat, 27-28 Oktober 2022 menuai pro kontra. Acara Scary Weekend yang berlangsung di New Boulevard Riyadh City itu dianggap bukan tradisi Islam di negara dengan populasi 93 persen muslim itu. 

Pengunjung mengesampingkan perdebatan itu. Sebab mereka hanya ingin bersenang-senang dan tidak menghubungkan perayaan itu dengan tradisi agama lain.

Arabnews mewawancarai salah seorang peserta Scary Weekend, Abdurrahman. Ia menggunakan kostum makhluk mitologi Amerika Utara, yaitu Wendigo. Legenda mengatakan bahwa makhluk folklorik ini adalah roh jahat yang merasuki manusia dan mengkanibalisasi manusia, dan memakan daging mereka. Ini adalah pertama kalinya Abdulrahman merayakan Halloween di negaranya.

"Sejujurnya, ini adalah perayaan yang luar biasa. Dalam hal haram atau halal, saya tidak tahu tentang itu. Kami merayakannya hanya untuk bersenang-senang dan tidak ada yang lain," lanjutnya.


Perayaan Halloween di Arab Saudi Kamis dan Jumat, 27-28 Oktober 2022 digelar untuk kali pertama.-Arab News-

Pengunjung lain, Khaled Al Harbi juga sepakat dengan Abdurrahman.  "Tindakan didasarkan pada niat. Saya di sini hanya untuk bersenang-senang," ucap pria yang datang dengan keluarganya itu.

Al Harbi menggendong anaknya yang berusia dua tahun dengan berpakaian seperti penyihir, sambil meramalkan mantra khas penyihir di film-film.

Halloween atau Hallowe'en, juga disebut sebagai Al Halloween, All Hallows' Eve, atau All Saints' Eve. Halloween adalah suatu perayaan yang dapat dijumpai di sejumlah negara setiap 31 Oktober.

Disebut pula sebagai All Hallows' Day yaitu malam Hari Raya Semua Orang Kudus di Kekristenan Barat. Perayaan tersebut mengawali peringatan tri hari Masa Para Kudus (Allhallowtide). Yaknin periode dalam tahun liturgi yang didedikasikan untuk mengenang orang yang telah meninggal dunia, termasuk para kudus atau santo/santa martir, dan semua arwah umat beriman.

Jika ditarik lebih jauh,  perayaan Halloween berasal dari festival bangsa Celtic kuno: Samhain. Dua abad silam, bangsa Celtic merayakan tahun baru mereka setiap 1 November.

Mereka percaya bahwa pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia orang hidup dan orang mati menjadi kabur.

Mereka merayakan Samhain karena yakin bahwa roh orang mati kembali ke bumi pada saat itu. Kehadiran roh dari dunia lain konon dapat membantu pendeta Celtic untuk meramal masa depan.


Pengunjung festival Halloween di New Boulevard Riyadh City, Arab Saudi pekan lalu. -Arab News-

Untuk memperingati peristiwa itu, pendeta Celtic akan membuat api unggun besar. Orang-orang mengelilingi api unggun itu dan membakar sesembahan berupa tanaman dan hewan.

Saat perayaan berlangsung, mereka memakai kostum dari kepala dan kulit binatang untuk mengusir hantu.

Di zaman modern perayaan Halloween berkembang luas. Termasuk di Indonesia. Banyak yang merayakannya hanya untuk bersenang-senang tanpa mengaitkannya ke ranah agama.  (Eka Satrio Tertama)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: arab news