Mata Saksi Susi Plirak-plirik, Diduga Didikte via Earphone
-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-
Susi: ”Saya nggak tahu kejadiannya. Saya disuruh Om Kuat (terdakwa Kuat Makruf) ngecek ibu (Putri Candrawathi) ke atas. Saya cek, ibu sudah tergeletak di kamar mandi.”
Hakim: ”Dari mana Kuat tahu bahwa ibu jatuh?”
Susi: ”Saya tidak tahu, tapi saya disuruh Om Kuat. ’Bi Susi... itu cek ibu ke atas. Saya buru-buru naik (ke lantai 2). Terus, lihat ibu tergeletak di depan kamar mandi tidak berdaya. Kaki dingin, badan dingin.”
Hakim: ”Iya. pertanyaan saya kan, Saudara diperintah Kuat. Tahu dari mana Kuat? Apakah Saudara Putri berteriak dulu? ’Hei Kuat... tolong saya...”
”Saya tidak tahu.”
”Lalu, apa yang Saudara lakukan?”
”Saya teriak, minta tolong sama om-nya: Om... tolong Om... Terus, ibu mulai refleks mendengar saya teriak teriak. Ibu berkata: Jangan Om Yosua... Ya udah, saya manggil Om Kuat. Barulah, Om Kuat naik ke atas.”
Hakim (heran): ”Saya belum nanya Yosua, lho. Kok, Saudara langsung sebut Yosua?”
Susi: ”Kan, saya teriak. Om Kuat naik ke atas, nemui saya sama Ibu. Terus, Om Kuat nanya ke saya: Bi, kenapa Ibu? Saya nggak tahu Om. Habis itu, Om Yosua mau naik ke lantai 2, tapi dihalau Om Kuat.”
Susi lagi: ”Om Kuat terus tanya ke Om Yosua: Kamu apain ibu? Om Yosua jawab: Saya nggak ngapa-ngapain ibu. Terus, Om Kuat melarang Om Yosua naik. Habis itu saya bilang ke Om Kuat: Udah om... jangan ribut. Tolongin ibu dulu. Terus, saya sama-sama Om Kuat bantuin ibu memapah ke dalam kamar ibu.”
Hakim garuk-garuk jidat. Entah mikir, entah bingung. Tapi, wajahnya buram.
Hakim: ”Masuk akal nggak sih cerita Suadara ini? Saya tanya, siapa saja yang berada di lantai 2?”
Susi: ”Saya dan Om Kuat.”
Hakim: ”Kok, Saudara bisa memastikan bahwa Kuat menghalangi Yosua? Tahu dari mana?”
Susi: ”Om Kuat naik ke lantai 2. Habis itu Om Kuat lihat Om Yosua mungkin di bawah, mau naik ke atas,” ujar Susi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: