Finalis Cici Jatim 2022 Antusias Fitting Busana Cheongsam

Finalis Cici Jatim 2022 Antusias Fitting Busana Cheongsam

TELITI, staf House of Lea mengukur pinggang Jocelyn Trisha Jaya di House of Lea, Darmo Hill, Surabaya, Selasa, 1 November 2022. -Nadine Churnia Putri-Harian Disway-

SURABAYA, Harian Disway - Antusiasme para cici untuk mengukur gaun cheongsam sangat tinggi. Sejak sekitar pukul 10 pagi, finalis perempuan Koko Cici Jatim 2022 sudah berdatangan ke butik House of Lea, Jalan Pakis Bukit Akasia, Surabaya.

Fitting sejatinya dijadwalkan dua hari. Yakni pada Selasa dan Rabu, 1-2 November 2022. Namun, peserta menumpuk pada hari kedua. ’’Ya, saya tahu jadwalnya fitting jam 2 siang sampai 5 sore. Tapi entah, sedari pagi cici-cici itu sudah berdatangan,’’ jelas Lea Indradi Hutami, founder sekaligus owner House of Lea, lantas tertawa.

Lea lantas menunjukkan buku tulis yang berisi nama dan kode ukuran. ’’Ini nama-nama para cici yang sudah fitting. Sehari lalu, hanya dijadwalkan 2 orang. Hari ini (Rabu, Red) 10 orang,” rinci dia.

Para tailor di House of Lea melakukan pengukuran tubuh para cici dengan sangat detail. Mulai dari lingkar bahu atas-bawah, ukuran pinggang, pinggul, panjang bahu, lingkar dada, dan tangan. Juga panjang dan lebar punggung, hingga menentukan panjang rok. Ukuran tersebut menjadi pedoman untuk busana cheongsam yang dikenakan masing-masing cici.

’’Kalau sudah kelar fitting hari ini, malam nanti akan mulai pemotongan kain. Kurang lebih 3-4 hari bisa jadi,’’ kata Lea.

Busana yang akan dikenakan para finalis pada grand final di Graha Unesa, 26 November 2022 nanti, masih sama seperti busana yang dikenakan para finalis Koci Jawa Timur sejak 2020. Yakni berwarna dominan merah dengan motif bangau dan bunga teratai. Itu memang sudah jadi busana khas Koci Jawa Timur.


TELITI, staf House of Lea mengukur pinggang Calista Lea Jaya di House of Lea, Darmo Hill, Surabaya, Selasa, 1 November 2022. -praska bramasta-harian disway-

Para finalis tentu bangga dapat mengenakan busana tersebut. Seperti yang dirasakan Cici Jocelyn Trisha Gunardi. ’’Tentu senang bercampur deg-degan. Bisa mengenakan baju yang sama seperti senior-senior Koci Jawa Timur yang lain,’’ ujar Jocelyn, kontestan asal Kalimantan Selatan yang tinggal di Surabaya tersebut.

Bagi dia, mengenakan cheongsam adalah sebuah upaya untuk turut melestarikan eksistensi busana leluhur. Apalagi, pakaian cheongsam sudah jadi bagian dari kekayaan busana Nusantara. Dengan memakainya, berarti dia turut merawatnya.

Pakaian tersebut membuat Jocelyn lebih percaya diri. Terutama ketika tampil di depan publik. ’’Apalagi warnanya dominan merah, kan. Merah bisa membangkitkan pikiran positif dan meningkatkan rasa pede,’’ tambah gadis 18 tahun itu, kemudian tersenyum.

Untuk persiapan menghadapi grand final, Jocelyn menyebut bahwa dirinya sedang banyak belajar budaya Tionghoa dan seluk-beluk pariwisata Jawa Timur. Dibandingkan kontestan lain, itu PR besar buat dia. Sebab, dia bukan asli warga Jawa Timur. Tentu, lebih banyak yang harus dipelajari dan dihafalkan.

’’Saya berusaha belajar, dan saya yakin saya mampu. Meski jika melihat kawan-kawan finalis yang lain, kadang saya insecure. Bakat mereka beragam dan sangat bagus,’’ ujar mahasiswi Bahasa Mandarin UK Petra tersebut.

Senada dengan Jocelyn, Kornelia Zefanya dan Calista Lea Jaya juga antusias. Mereka tak sabar mengenakan busana cheongsam. ’’Busana yang akan kami kenakan saat mengikuti ajang Koci adalah busana khas Tionghoa. Dikenakan saat hari spesial. Misalnya Imlek. Jadi ajang Koci ini termasuk sangat spesial juga,’’ ujar Kornelia, yang datang saat fitting hari pertama.

Busana cheongsam merupakan busana populer di Tiongkok. Cutting-nya yang khas menciptakan siluet simpel dan lean. Bisa bikin pemakainya tampak lebih ramping. Sedangkan motif dan modelnya selalu elegan.

’’Cheongsam sudah memiliki standart pakem. Khususnya bentuk bagian atas, dengan kerah yang didesain miring, dari leher ke bawah hingga bagian bawah pundak lengan kanan,’’ jelas Lea. Namun, cheongsam versi Lea nanti terdapat beberapa variasi. ’’Jadi seperti gaun dengan desain khas Tionghoa yang menarik. Tapi pakemnya tidak saya ubah,’’ ujar perempuan asli Kediri itu.

Tahun ini, House of Lea kembali dipercaya untuk menangani busana cheongsam para cici finalis Koci Jatim 2022. Vendor bridal dan international wedding di Surabaya itu mengerjakan desain yang dikenakan oleh finalis Koci sejak edisi 2020.

’’Tidak ada yang berubah. Tak ada variasi bentuk maupun pengembangan desain. Seratus persen sama. Untuk menguatkan ciri khas Koci Jawa Timur,’’ tegas Lea. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: