Tunas Hijau Sapu Bersih Kaki Suramadu

 Tunas Hijau Sapu Bersih Kaki Suramadu

Siswi dari SDN Tanah Kali Kedinding I mengangkat bersama keranjang berisi sampah yang telah dikumpulkan.-Praska Bramasta-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- RATUSAN pelajar berkumpul di kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Minggu, 6 November 2022. Mereka membawa karung bekas dengan sarung tangan oranye.

Mentari belum tinggi pagi itu. Angin berembus semilir. Ombak laut begitu tenang di dekat cagar budaya: Benteng Kedung Cowek.

Mangrove hijau di area itu tumbuh subur. Inilah sabuk kota metropolitan yang kini diperkuat. Sayang, tak semua area pantai Surabaya ditumbuhi hutan bakau tersebut.

Di dekat hutan bakau tersebut terdapat dinding batu penahan ombak. Di sanalah para pelajar binaan Komunitas Tunas Hijau berkumpul.  Mereka bergegas menuju bibir pantai dengan memakai seragam olahraga. Sampah banyak terselip di sana. ”Ini bagian dari kegiatan keluarga sadar iklim,” kata Presiden Tunas Hijau Zamroni di lokasi bersih-bersih pantai.

Kegiatan itu rutin digelar. Pada awal Oktober 2020, di tengah pandemi, pelajar juga tetap turun. Bersih-bersih pantai sambil berjemur. Mereka mendapatkan kesehatan dari sinar matahari plus menyelamatkan lingkungan.

Menurut Zamroni, area bibir pantai  Kedung Cowek hari itu relatif lebih bersih dari biasanya. ”Ini untungnya enggak seperti dua minggu lalu. Waktu itu sampah sampai numpuk,” katanya.


Peserta bersih-bersih berulang kali mengisi dan mengosongkan keranjang ke tempat yang sudah disediakan.-Praska Bramasta-

Lokasi aksi bersih-bersih itu berpindah-pindah. Mulai Taman Surabaya, Kenjeran, hingga area mangrove di Wonorejo maupun Gunung Anyar. 

Setelah dibersihkan, sampah pasti datang lagi. Sudah jadi rahasia umum bahwa sampah plastik dan sampah-sampah berbahaya lainnya berakhir di lautan.

”Hari ini sampah yang terkumpul satu truk. Kalau wilayah lain bisa lebih,” lanjut Zamroni. 

Sampah dipilah. Mereka memisahkan sampah plastik yang bisa didaur ulang.

Wakil Kepala Sekolah SMPN 11 Surabaya Suminah datang bersama 50 pelajar. Mereka memiliki proyek lingkungan di sekolah. ”Kami sudah buat kompos 1.800 kilogram dari sampah Pasar Pabean,” sebutnya.

Setiap pekan siswa diantar keluarganya untuk menggelar kegiatan sadar lingkungan. Dengan cara itu, pembiasaan cinta lingkungan juga tertular hingga level keluarga. ”Orang tua juga ikut dalam gerakan yang digagas teman-teman tunas hijau itu. Kegiatan di luar ini lumayan menyenangkan. Sambil refreshing juga,” lanjut Suminah.  (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: