Musk Pecat Separo Karyawan Twitter

Musk Pecat Separo Karyawan Twitter

ELON MUSK dalam sebuah acara di Hawthorne, California, Maret 2019. Kini, ia menguasai Twitter.-FREDERIC J. BROWN-AFP -

ELON Musk belum lama mengambil alih Twitter. Namun badai yang dibuatnya sudah bikin karyawan susah tidur. Hal ini imbas dari rencana Musk yang ingin melakukan pemutusan hubungan kerja massal. Setengah dari total karyawan atau lebih kurang 3.700 orang dipecat, Jumat, 4 Oktober 2022.Pemilik baru Twitter ini menjelaskan, PHK dilakukan lantaran perusahaan mengalami kerugian kurang lebih sebesar USD 4 juta (sekitar Rp 62,6) triliun per hari.

"Ini adalah pekan yang aneh," kata seorang mantan karyawan yang tidak mau disebutkan namanya.

Beberapa eksekutif perusahaan dipecat dan mengundurkan diri, tetapi pada dasarnya belum ada komunikasi resmi sampai Kamis, 3 Oktober 2022, pukul 5 sore, sekitar tujuh hari setelah kesepakatan akuisisi diresmikan.

Para karyawan baru menerima e-mail pada Kamis. Isinya informasi bahwa mereka akan mengetahui nasib mereka besok. Pada Jumat, email kedua berisi tentang kepastian mereka. Hasilnya 50 persen karyawan kehilangan pekerjaan.

PHK itu akan mencakup hampir semua departemen di Twitter, mulai sales, produk, engineering, legal, hingga trust and safety. Selain engineer, karyawan Twitter dengan gaji tertinggi merupakan bagian dari tim sales, dengan gaji tahunan mencapai USD 300 ribu atau Rp 4,7 miliar

Kepala keamanan dan integritas Twitter Yoel Roth mengatakan bahwa kebijakan tersebut akan berdampak serius pada departemen pemasaran. Dua per tiga departemen desain lenyap. Plus sekitar 75 persen manajer.

Setelah 24 jam tanpa membahas PHK, Musk melalui cuitan akun Twitter pribadinya mengatakan bahwa tak ada pilihan lain yang bisa diambil ketika perusahaan kehilangan lebih dari USD 4 juta  setiap hari. 

“Semua orang yang keluar ditawari tiga bulan uang pesangon, artinya 50 persen lebih banyak dari yang diwajibkan secara hukum," tambah pria 51 tahun tersebut.

Desas-desus Musk akan mengobrak-abrik Twitter tak membuat para karyawan terkejut. Tapi mereka terkejut dengan betapa brutalnya bagaimana hal tersebut dilakukan.

"Orang-orang tidak mengetahuinya melalui panggilan telepon atau email apa pun tetapi hanya dengan melihat laptop kerja mereka secara yang otomatis reboot dan menjadi kosong," ujar Emmanuel Cornet, engineer Twitter yang telah bekerja selama satu setengah tahun, kepada Agence France-Presse.

Cornet adalah salah seorang dari lima mantan karyawan Twitter yang mengajukan gugatan class-action. Ia diberhentikan Selasa, 1 November 2022, melalui email yang mengatakan bahwa dia telah "melanggar" beberapa kebijakan perusahaan, tanpa penjelasan lebih lanjut. 

"Saya masih mencari tahu apa alasan sebenarnya," tambah pria berkebangsaan Prancis itu.

Sementara itu, karyawan Twitter yang di-PHK kemudian melayangkan gugatan class-action terhadap perusahaan di pengadilan federal San Francisco. Mereka berargumen  bahwa keputusan PHK Twitter melanggar US Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN) Act tentang penutupan perusahaan dan PHK massal. 

Selama enam bulan, karyawan Twitter sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa orang terkaya di dunia itu akan benar-benar mengambil kendali.

Sumber: