Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Kak Wiji Sulastri Menjemput ke Manado (71)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Kak Wiji Sulastri Menjemput ke Manado (71)

Wiji Sulastri (atas), kakak pertama yang sangat dicintai Suyatmi de Vries.-Dok Suyatmi-

Suyatmi bertemu keluarga kandungnyi untuk kali pertama pada 2005. Dia menemui saudara dan ibu kandung: Damikem. Mereka pindah dari Trenggalek karena ikut transmigrasi ke Gorontalo.

THEY were very happy. They looked for us but could never find us. I was looking for them too (Mereka sangat senang. Mereka mencari kami, tetapi tidak pernah bisa menemukan kami. Saya juga mencari mereka, Red),” kata Suyatmi dalam wawancara jarak jauh Surabaya-Belanda, Kamis, 3 November 2022.

Kami yang dimaksud adalah Suyatmi dan adik kandungnya, Sumi Kasiyo. Mereka tidak dipisahkan dalam proses adopsi ke Belanda di usia 9 dan 6 tahun. Trauma yang dialami begitu dalam. Ingatan mereka tentang Indonesia begitu kental. Tak seperti anak-anak yang diadopsi ketika masih bayi.

Pada 2005 Suyatmi bekerja di toko pakaian dalam perempuan: Lingerie. Saya sempat salah dengar saat wawancara dengan Sumi bulan lalu. Saya kira kakak Sumi itu bekerja di toko laundry: cuci baju.


Potret wajah Wiji Sulastri, kakak pertama dari pasangan Damikem dan Kasiyo.-Dok Sumi Kasiyo-

Saat saya jelaskan hal itu, Suyatmi tertawa. Cara pengucapan lingerie dan laundry memang mirip. 

Nah, kisah penemuan orang tua kandung itu dimulai di toko lingerie tersebut. Seorang customer menjembataninyi untuk pencarian di Gorontalo. Anak pasangan asal Den Haag itu punya usaha kelas menyelam di sana.

Suyatmi berkomunikasi dengan anak tersebut lewat e-mail. Tak lama berselang, rumah orang tuanyi ditemukan. Betapa senang hatinyi. Pencarian bertahun-tahun itu membuahkan hasil.

Di Trenggalek masih ada saudara yang tersisa. Namun, Suyatmi langsung ke Gorontalo untuk bertemu ibu kandungnyi: Damikem. 

Namun, orang pertama yang ditemui adalah sang kayak, Wiji Sulastri. Kakak tertua dari enam bersaudara. Dia begitu antusias ingin bertemu adiknyi yang hilang.

Sebelum ke Gorontalo, Suyatmi menginap semalam di Manado karena hari sudah malam. Dia menginap di rumah Nelson, orang yang menemukan ibu kandungnyi.

Namun, sang kakak tak sabar menemui adiknyi. Keesokan harinya dia menjemput Suyatmi ke Manado. ”She was very happy (Dia sangat senang, Red),” katanya, mengingat peristiwa itu dengan melihat ke arah plafon rumahnyi di kawasan utara Belanda.

Sang kakak tentu menyesalkan keputusan ibu mereka yang menyerahkan dua adiknyi demi uang. Dalam seri sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa Damikem menyerahkan dua putrinyi karena hasutan sang adik. 

Wiji menangis sejadi-jadinya. Memeluk sang adik yang hilang puluhan tahun. Kali terakhir dia melihat Suyatmi saat masih bocah. Kini dia tumbuh sebagai perempuan dewasa yang tak bisa berbahasa Indonesia.


Dua Bersaudari Suyatmi dan Sumi Kasiyo yang diadopsi ke Belanda. Mereka sudah menemukan orang tua mereka di Indonesia-Dok Sumi Kasiyo-

Menang aneh rasanya. Namun, hari itu kerinduan terpuaskan. Dua saudari yang terpisah akhirnya bersatu dalam pelukan. ”The next day my brother came with SUV (Besoknya saudara laki-lakiku datang dengan naik SUV, Red),” lanjut Suyatmi.

Mereka melanjutkan perjalanan ke Gorontalo. Saat itu Gorontalo jadi provinsi mandiri, memisahkan diri dari Sulawesi Utara. Momen yang paling ditunggu akhirnya datang: bertemu Damikem. 

Suyatmi berharap sang ibu bisa menjelaskan mengapa dirinyi dan adiknyi dibuang. (Salman Muhiddin)

 

Aku Memaafkan Ibu, tapi Tidak Akan Melupakan. BACA BESOK!

Sumber: