Kisah Keluarga Van Gaal Tak Kebagian Penginapan di Qatar

Kisah Keluarga Van Gaal Tak Kebagian Penginapan di Qatar

Pelatih timnas Belanda Louis van Gaal menyoroti kesiapan Qatar menghadapi turnamen akbar tersebut. Ia mengeluhkan bahwa kerabat dan rekannya kesulitan untuk memesan penginapan.--Sky Sports

QATAR, HARIAN DISWAY - Ada begitu banyak pertanyaan dasar yang berputar-putar soal Piala Dunia yang digelar di QATAR. Bahkan setelah kompetisi sepakbola paling bergengsi di dunia itu sudah bergulir, pertanyaan yang sama tetap muncul.

Bagaimana Qatar memenangkan pemungutan suara eksekutif FIFA sejak awal? Bagaimana negara Timur Tengah itu bisa menjadi tuan rumah turnamen sepak bola di musim panas? Bagaimana negara seluas 4.479 juta persegi tersebut dapat mengatasi masuknya 1,5 juta pengunjung? Bagaimana Qatar dapat membangun semua infrastruktur yang dibutuhkan?

Piala Dunia 2022 dijadwalkan berlangsung di Qatar pada 20 November hingga 18 Desember 2022. Itu akan menjadi Piala Dunia pertama yang diadakan di Jazirah Arab.

Pelatih Kepala Belanda Louis van Gaal termasuk yang mempertanyakan keputusan untuk memberikan Piala Dunia kepada Qatar, meski ia memuji organisasi dan fasilitas di negara teluk itu.

Ia mengatakan, Qatar terlalu kecil untuk menyelenggarakan turnamen sebesar Piala Dunia. Qatar juga tak punya budaya sepak bola yang cukup kuat. Qatar memiliki delapan stadion Piala Dunia hanya tersebar di area seluas West Yorkshire. Ia juga menyebut bahwa keputusan menggelar Piala Dunia di tanah Arab adalah keputusan yang ”konyol”.

”Tujuan FIFA pada saat itu adalah untuk mengembangkan sepak bola negara. Karena itu, kami bermain di sini (Qatar).”

”Tetapi, negara-negara sepak bola memiliki lebih banyak pengalaman dengan segalanya dan anda juga dapat mendorong negara lain dengan cara lain, dengan cara yang benar,” terangnya.

Pria berusia 71 tahun itu mengungkapkan keresahannya setelah beberapa teman dan keluarganya mengalami masalah saat mencoba memesan penginapan untuk turnamen yang dimulai pada Minggu, 20 November 2022.

”Ini juga negara yang kecil. Keluarga dan teman-teman saya mengalami banyak kesulitan untuk menemukan tempat,” keluh pria yang sudah memulai karier melatih sejak 1991 itu.

”Lapangan latihan kami sudah bagus. Hotel dan organisasi telah fantastis. Saya benar-benar meredakan ketegangan, tetapi lebih penting bahwa para pemain saya merasakan hal yang sama,” tulisnya.

Pelatih yang memopulerkan formasi 5-3-2 itu mengatakan, penggemar Belanda yang memboikot Piala Dunia karena masalah hak asasi manusia benar untuk melakukannya, tetapi berharap jika menembak mencapai bulan terakhir depan mereka setidaknya akan menonton pertandingan di televisi.

Belanda sedang mempersiapkan Piala Dunia pertama mereka selama delapan tahun setelah gagal lolos ke turnamen 2018 di Rusia. Pada edisi 2014, tim berjuluk De Oranje itu finis di tempat ketiga setelah berhasil menundukkan tuan rumah Brasil.

Van Gaal –yang berada di periode ketiganya sebagai manajer– merasa percaya bahwa negaranya cukup baik untuk mengangkat trofi kali ini. Keyakinan pelatih veteran tersebut bukan tanpa alasan. Belanda diprediksi tak akan kesulitan untuk lolos dari grup A yang berisi tuan rumah Qatar, Senegal, dan Ekuador. Belanda memulai kampanye di Qatar melawan Senegal pada Senin, 21 November 2022.

”Saya memperbarui tim kami tidak memiliki pemain terbaik di dunia, tetapi saya percaya pada pembangunan tim dan taktik. Kami juga memiliki pemain yang dapat menjalankan rencana pelatih. Karena itu, saya percaya pada imajinasi bahwa kami bisa menjadi juara dunia di akhir turnamen,” ucap pelatih yang pernah mengantarkan Ajax menjadi kampiun Eropa musim 1994/1995 itu. (Yuma Ivanda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: