Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Jean-Luc Ikut Angkat Senjata (74)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Jean-Luc Ikut Angkat Senjata (74)

PARADE JUANG 6 Oktober 2022 lalu kedatangan peserta istimewa, Jean-Luc (tengah) dari Belanda. Sebelum ikut parade ia menemukan keluarga kandungnya di Bandung. -Ali Muchlison-

Pendiri Komunitas Roode Brug Soerabaia Ady Setyawan tiba-tiba memberikan kabar mengejutkan, Sabtu, 5 November 2022. Ia menemukan anak adopsi yang terpisah selama 40 tahun dengan akarnya: Indonesia. Namanya Jean-Luc. Ternyata ia ikut jadi peserta Parade Juang Surabaya dengan baju pejuang.

”INI salah satu kisah yang dibawakan dalam Parade Juang kali ini: Gugurnya Nono Corvert. Akan diperankan Jean-Luc, kemarin sudah tiba dari Belanda,” tulis Ady dalam pesan WhatsApp yang dikirim Sabtu, 5 November 2022, pukul 09.12.

Mas Ady, begitu saya memanggilnya, adalah penulis dan penghobi sejarah. Terutama era Perang Kemerdekaan dan Revolusi Nasional Indonesia. Penulis  Kronik Pertempuran Surabaya (2020) itu adalah sosok yang membuat saya jatuh cinta pada sejarah bangsa ini sejak enam tahun lalu.

Banyak artikel terbit atas bantuan Mas Ady. Ia selalu mengabarkan hal menarik seputar sejarah kemerdekaan RI yang bisa jadi berita. Termasuk saat Jean-Luc tiba-tiba ikut Parade Juang dalam Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022.


PENDIRI KOMUNITAS Roode Brug Soerabaia Ady Setyawan (kiri) menemui Jean-Luc di Hotel 88 Jalan Embong Malang Surabaya, Senin, 7 November 2022. -Salman Muhiddin/Harian Disway-

Sebagian besar waktunya didedikasikan untuk menelusuri jejak sejarah. Bahkan, alumnus teknik sipil Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya itu rela meninggalkan pekerjaan mapannya demi mengejar passion di bidang sejarah. 

Selain Kronik Pertempuran Surabaya, ia menerbitkan buku Benteng-Benteng Surabaya (2015) dan Surabaya di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu? (2018 ). 

Ady mengirim pesan berikutnya sejam kemudian. Jean sudah menemukan keluarga kandungnya di Bandung beberapa hari sebelum tiba di Surabaya. Wow!

Foto ibunya disebar ke medsos. Lalu, dengan people power, foto itu tersebar ke mana-mana. ”Di salah satu grup pengurus masjid kampung, ndilalah ada sesepuh yang kenal,” lanjut Ady.

Bagaimana kisah detailnya? ”Nanti bisa ditanyakan ke Jean,” lanjut Ady.

Kalau tidak ada Parade Juang 2022, mungkin Ady tak mengenal Jean. Ketika Jean menyampaikan ingin bergabung, Ady langsung kepikiran dengan sosok Nono Corvert, seorang Indo-Belanda yang pro kemerdekaan Indonesia. 

Sepertinya Jean cocok memerankan sosok Nono itu. Kisah tentang Nono Corvert ditulis Ady dalam artikel singkat.

Gugurnya Nono Corvert

Ketika pecah pertempuran Surabaya fase kedua, di hari ke-9, tepatnya tanggal 19 November 1945. Sebuah pos pertahanan pejuang didirikan di persimpangan Jalan Teratai-Jalan Tambaksari.

Beberapa pejuang bersiaga di penjagaan tersebut, dua orang guru dari SMP Ketabang, yaitu Pak Oenan Djoendjoenan yang mengajar pelajaran olahraga dan Pak Soetarwo. Seorang lainnya sosok pemuda yang berparas berbeda, berkulit lebih cerah dengan hidung mancung. Ia adalah Nono Corvert.

Nono Corvert adalah salah seorang kelompok Indo yang pro Republik. Berdiri tegak dengan menyandang senapan di pundak.

Nono adalah salah satu pemain sepak bola kesebelasan Indo-Belanda.

”LAAT ZE MAAR HIER KOMEN!! Kita ajak mereka bermain bola!!” Seru mereka bertiga ketika para pasukan pelajar yang melintasi tempat itu membawa berita bahwa pasukan Inggris telah dekat.

Tak lama kemudian, pasukan Inggris tiba dengan didukung dua buah bren carrier. Tembakan dimuntahkan ke arah pos penjagaan tersebut.

Kondisi pos pertahanan hancur lebur, meja kursi pecah berserakan, senjata terlempar ke sana kemari.

Pak Oenan gugur di samping selokan, jenazah Pak Soetarwo terduduk di pagar tembok pekarangan sebuah rumah. Nono Corvert pun bernasib sama.

Nono Corvert, ia mencintai sepak bola dan mencintai negeri ini. Ia gugur tak jauh dari tempat ia biasa bermain: Lapangan Tambaksari.

Namanya tidak pernah tercantum di surat kabar sebagaimana kawan-kawan Indo-nya yang lain, tetapi hatinya meyakini bahwa penindasan dan penjajahan harus dilawan.

Dalam Parade Surabaya Juang tahun ini, kami akan mengangkat kisah gugurnya Nono Corvert dalam salah satu fragmen teatrikal. Mohon doa dan dukungannya.

Jean-Luc, kawan kami yang berdarah Indo akan memerankan Nono Corvert. Nantikan 6 November 2022.


Jean Luc tampil sebagai seorang DJ.-Dave Delissen-

Sehari kemudian Jean-Luc benar-benar tampil bak pejuang. Ia mengenakan baju milik Ady. Mereka sepantaran. Sama-sama lahir 1982. Ukuran bajunya pun pas. 

Jean membawa senapan laras panjang dan membaur dengan peserta Parade Juang. Beberapa peserta mengajaknya ngobrol. Pakai bahasa Inggris. 

Inilah momen saat Jean merasa sangat Indonesia untuk kali pertama. (Salman Muhiddin) 

Bertemu di Embong Malang. BACA BESOK!

 

Sumber: